UNAIR NEWS – Mahasiswa, saatnya meraih mimpi untuk berjuang demi masa depan dengan tuntutan untuk terus berkarya. Bersama menjalin asa untuk kesuksesan nantinya. Masa kuliah dikenal sebagai ajang untuk mengasah kemampuan dengan ambis mengikuti perlombaan akademik maupun non akademik. Kini, International Indonesian Medical Olympiad (IIMO) mejadi tempat untuk mewadahi mahasiswa kedokteran sesuai dengan bidang ilmu yang diminatinya. Tahun ini, FK UGM menjadi tuan rumah IIMO yang telah dilaksanakan 16- 20 Oktober 2018. Dan universitas Airlangga mampu menghelat Juara 1 dalam kesempatan ini.
“Puji Tuhan, hasil IIMO 2018 tidak mengkhianati usaha. Juara I berhasil kami raih,” imbuh Kadek DhanyaChandita.
“Olimpiade ini menguji kemampuan calon dokter untuk mengintegrasikan ilmu dalam bidang pre-klinik maupun klinik. Kami berkesempatan untuk mewakili UNAIR pada cabang Neuropsychiatry,” tegasBenny Iswanto Pantoro.
Atas kecintaan dalam bidang ilmu Neurologi dan Psikiatri mendorong untuk ikut bertanding dalam lomba bergengsi ini. Delegasi UNAIR pada cabang Neuropsychiatry memiliki reputasi baik sehingga ada sebuah dorongan untuk mempertahankan reputasi tersebut.
Dhanya kelahiran Denpasar menuturkan, bahawa seleksi dimulai pada bulan Januari 2018 dengan tes MCQ. Setelah itu, mengikuti serangkaian tentiran, tugas baca, dan presentasi yang telah diberikan. Pada akhir seleksi, 5 orang yang kembali diuji dengan SOCA dan OSCE. Juli 2018, kami dipilih menjadi delegasi UNAIR.
Sementara itu, dalam perlombaan terdapat tiga tahap IIMO yaitu,preliminary , semifinal, dan final.Tahap Preliminary,terdiri dari, MCQ (Multiple Choice Question), lalu OSPE (Objective Structured Practical Examination). Tahap Semifinal, terdiri dari MCQ dan OSCE(Objective Structured Clinical Examination), yang memiliki perbedaan dengan tahap Prelimunary dalam banyaknya soal dan kasus yang diberikan mengenai Ischemic Stroke dan Delusional Disorder. Tahap Final,SOCA-PH (Structured Objective Case Analysis – Public Health), yaitu masing-masing tim akan dikarantina dan dipanggil satu persatu untuk presentasi kasus.
“Dalam persiapan ini, banyak melewatkan materi pre-klinik, padahal materi tersebut muncul saat OSPE. Tentunya, materi telah ditentukan dalam silabus, tetapikami terlalu banyak mempelajari diluar silabus. Itulah yang menimbulkan ketidakfokusan dalam kesempatan ini,” tandasnya.
Tak pelak, kami bisa mendapatkam kesempatan untuk memperlajari dan memperdalam materi kedokteran, khususnya Neuropsychiatry. Selain itu, kami terlatih untuk mengaplikasikan ilmu secara langsung seperti seorang dokter pada OSCE, dan melakukan analisis kasus kedokteran dalam SOCA.
Benny Iswanto Pantoro menaruh harapan, FK UNAIR akan terus konsisten mengirimkan mahasiswa terbaiknya dalam ajang bergengsi ini, khusunya delegasiNeuropsikiatri tetap mempertahankan reputasi yang telah dibangun bertahun-tahun ini. FK UNAIR telah berhasil menjadi juara umum pada IMO 2013, semoga suatu saat nanti dapat merebut kembali piala bergilir tersebut.
Penulis: Rolista Dwi Oktavia
Editor: Nuri Hermawan