UNAIR NEWS – Menutup akhir tahun 2018 nanti, panitia Wisata Religi Wali Songo Universitas Airlangga akan kembali memutar rutinitas tahunanya. Rutinitas itu berupa wisata religi ziarah ke sembilan makam Waliyullah dan beberapa tempat religi lain di beberapa daerah di Jawa. Agenda ini akan dilaksanakan tanggal 22 hingga 25 Desember 2018, memanfaat long weekend liburan Natal akhir tahun.
Koordinator panitia Tri Suryanto kepada Unair.News menjelaskan, panitia sudah menghadap kepada Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak., CMA. Dan dikatakan Rektor sudah memberi ijin. Tidak hanya merestui, bahkan juga berjanji untuk memberi bantuan pembiayaan.
Dipastikan, tahun ini tour wisata religi itu lebih lama, yaitu empat hari. Sedang yang lalu-lalu hanya tiga hari. Karena itu destinasi yang dituju pun lebih banyak, yaitu direncanakan 19 obyek. Untuk itu biayanya pun sedikit lebih naik dibandingkan tahun lalu.
”Biaya mengikuti ziarah ini per orang Rp 700.000. Tahun lalu Rp 600.000. Uang muka pendaftaran Rp 200.000, sedang sisanya bisa diangsur, atau bisa dibayar lunas. Jika diangsur maka sisa pembayaran harus lunas satu bulan sebelum pemberangkatan,” kata Tri Suryanto.
Ke-19 tujuan ziarah tersebut, diawali dari Sunan Bungkul, Sunan Ampel, dan Boto Putih di Surabaya. Kemudian geser ke wilayah Gresik ziarah ke makam Sunan Giri, Sunan Maulana Malik Ibrahim. Selanjutnya masuk Lamongan ke makam Sunan Drajat dan Sunan Asmorokandi, di ziarah ke makam Sunan Bonang di Kab. Tuban. Kemudian masuk wilayah Jawa Tengah, pertama berziarah ke makam Sunan Muria (Rembang), Sunan Kudus dan Sunan Demak, serta Sunan Kalijogo (Kadilangu, Demak).
Rehat disela-sela ziarah makam, diagendakan untuk berkunjung ke kediaman Gus Lutfi (Habib Lutfi bin Yahya) di Pekalongan, serta berkunjung ke Mbah Maimun Zubair, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Kab. Rembang. Selepas itu baru menuju Jabar untuk ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon.
”Setelah ke sembilan makam walisongo, wisata dilanjutkan ke Pamijahan, sebuah desa di Kecamatan Bantarkalong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Disanalah salah satu tempat wisata religi dimana terdapat warisan peninggalan zaman para wali yang masih terawat,” kata Tri Suryanto.
Pasca dari Pamijahan terus menuju Panjalu, sebuah ”pulau” ditengah danau di Ciamis, tempat makam Prabu Borosngora yang ada kaitannya dengan sejarah Prabu Siliwangi. Selanjutnya memilih rekreasi ke Kota Bandung atau ke Yogyakarta. Barulah tour ziarah diakhiri ke makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebu Ireng, Jombang.
”Route perjalanan bisa berubah, apabila situasi dan kondisi tidak memungkinkan,” tambah Tri, seniman reyog ini, seraya menambahkan syarat lainnya bahwa peserta tidak boleh membawa anak kecil, dan peserta harap membawa perlengkapan pribadi masing-masing.
Menjawab tentang fasilitas yang disediakan, dijelaskan panitia menyediakan bus ber-AC (Air Conditioning) suspensi seat 2-2. Kemudian makan dan minum selama perjalanan, yakni delapan kali, ditanggung panitia. Bahkan semua biaya ojek (dari pangkalan bus menuju obyek ziarah) ditanggung panitia.
”Karena itu jika peserta sudah melunasi pembayaran, tetapi tidak jadi berangkat, maka uang tidak dapat ditarik kembali, kecuali mereka mendapatkan peserta penggantinya,” katanya.
Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi beberapa panitia. Di Rektorat kampus C menghubungi Rianto (security), Tri Suksmono, dan Arifin (Fak Keperawatan). Di kampus A bisa menghubungi Widyaningsih (FK). Di kampus B kepada Widji (FEB), Suprianto (security), Sugeng (security), dan Wawan (Fak. Psikologi), serta Sabit (purna bakti). (*)
Penulis : Bambang Bes