Work with heart
A joint statement by the medical professional organization on March 27, 2020, appealed to the state to guarantee the appropriate Personal Protective Equipment (PPE) for every medical worker assigned to…
A joint statement by the medical professional organization on March 27, 2020, appealed to the state to guarantee the appropriate Personal Protective Equipment (PPE) for every medical worker assigned to…
Pernyataan bersama organisasi profesi kesehatan pada 27 Maret 2020 memohon kepada negara untuk menjamin Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai bagi setiap tenaga kesehatan yang bertugas melayani masyarakat pada wabah…
DEMONSTRASI dokter muda di pintu Monas Jakarta, Kamis (19/7/2018) lalu menunjukkan masih krusialnya pendidikan dokter di Indonesia. Persoalan ini sudah berlarut-larut, tetapi masih didiamkan. Bila tidak diperhatikan khusus, persoalan ini sangat mungkin bisa menjadi “bom waktu” dan bisa mengancam generasi.
PEMERINTAH menetapkan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tanggal 12 November, berdasarkan peristiwa dicanangkannya Komando Nasional Pemberantasan Penyakit Malaria (KNPPM) oleh Presiden Soekarno, pada 12 November 1959 di Yogyakarta. Sejak itulah betapa pentingnya kesehatan masyarakat diperhatikan sebagai bagian dari ketahanan nasional sebuah bangsa.
Di bidang kesehatan terdapat tiga profesi yang terimbas liberalisasi (AFTA), yaitu dokter, dokter gigi dan perawat. Satu hal yang dikhawatirkan jasa kesehatan adalah akan mengikuti mekanisme pasar. Indonesia bisa terjebak dalam situasi ini, karena kualitas tenaga kerja kita belum kompetitif. Bisakah dokter Indonesia diandalkan di era MEA itu?
The government hoped that DLP program could improve the doctors’ quality in primary care, so it could suppress references to hospital
Pemerintah berharap Dokter Layanan Primer ini dapat meningkatkan kemampuan dokter di layanan primer dan mampu menekan angka rujukan ke rumah sakit