Pengintegrasian Program CSR dalam Proses Bisnis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Ilmu Ekonomi ID

Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan secara luas sebagai komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan melalui praktik bisnis yang bersifat diskresi dan kontribusi sumber daya perusahaan dan kini telah mencapai tempat penting dalam agenda perusahaan, membawa perusahaan untuk lebih sadar akan peran dan kontribusi mereka kepada pemangku kepentingan eksternal. Perusahaan juga telah melakukan upaya ekstra melalui berbagai program dan inisiatif, dan mereka juga menyediakan sumber daya untuk dilihat sebagai bertanggung jawab secara sosial dalam bisnis mereka. CSR telah semakin populer di kalangan industri pertambangan. Ini karena sifat bisnis pertambangan, yang ekstraktif dan dalam banyak kasus mereka beroperasi di daerah-daerah terpencil yang kurang berkembang. Dalam lingkungan sosiologis yang demikian, perusahaan pertambangan diharapkan menjadi sumber utama untuk pengembangan sosial ekonomi lokal.

Sementara  itu,  inisiatif  CSR  dipraktekkan  dalam  berbagai  bentuk,  terutama  dalam bentuk amal, pendidikan, pemberdayaan, pengembangan usaha kecil, dan sumber lokal. Berdasarkan penyelidikan penulis tentang praktik CSR di Indonesia, kegiatan amal atau filantropis masih merupakan metode yang paling umum dari pengiriman CSR yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan di Indonesia. Program-program ini mencakup donasi dan program dukungan untuk  pendidikan,  kesehatan,  keuangan  mikro,  serta  kontribusi  fisik/  infrastruktur kepada masyarakat. Karena jenis CSR ini dapat menangani dengan baik persyaratan jangka   pendek   dari   komunitas   lokal,   pendekatan   seperti   itu   mungkin   tidak berkelanjutan, dan bahkan dalam banyak kasus menciptakan ketergantungan masyarakat pada perusahaan. Salah satu pendekatan CSR yang biasa diterapkan oleh perusahaan di Indonesia adalah melalui sumber lokal. Ini berarti bahwa perusahaan dan kontraktor lokal akan diberikan prioritas dalam penawaran kontak.

Preferensi untuk menggunakan kontraktor lokal oleh perusahaan biasanya didasarkan pada dua pertimbangan: pertama, ia berfungsi sebagai pelibatan masyarakat untuk mendapatkan dukungan operasional atau ‘lisensi untuk beroperasi’. Kedua, dengan melibatkan kontraktor lokal, perusahaan mengharapkan perusahaan juga dapat memperoleh barang dan jasa yang lebih murah, dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh kontraktor nasional atau internasional. Walaupun melibatkan kontraktor lokal telah terbukti  efektif  dalam  mendapatkan  keterlibatan  masyarakat  yang  kuat,  sayangnya dalam banyak kasus juga mengakibatkan rendahnya kualitas input dan output dari berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor ini. Ini pada gilirannya akan berakhir dengan biaya tinggi dan inefisiensi karena pengerjaan ulang dan keterlambatan penyelesaian proyek, yang tidak hanya merusak kualitas, tetapi juga mengakibatkan kerugian finansial di pihak perusahaan dan kontraktor. Pengerjaan ulang karena masalah ‘diluar   spesifikasi’   adalah   hal   biasa,   dan   proyek   ditunda   karena   perencanaan, pelaksanaan, dan kemampuan kontraktor yang buruk.

Permasalahan Program CSR

Dengan informasi latar belakang di atas, penelitian akan fokus pada menjawab masalah tentang bagaimana perusahaan mengintegrasikan program CSR mereka ke dalam proses bisnis, langkah-langkah dalam program yang dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan program menjadi efektif dalam memberikan dampak untuk memberdayakan   kontraktor   lokal, dan bagaimana   perusahaan   mengukur   hasil program. Sementara metode penulisan berupa penjelasan deskriptif kualitatif dengan sumber daya utama yang terdiri dari data proyek, dokumentasi perusahaan dan pengamatan langsung penulis selama pelaksanaan proyek. Dokumentasi mencakup catatan pertemuan, bagan, pembaruan proyek, dan berbagai laporan yang terkait dengan program. Data tersebut kemudian   diakumulasikan   dan   ditafsirkan   untuk   membuat   analisis   terstruktur. Sementara itu, pengamatan dilakukan dengan partisipasi langsung dalam proyek. Baik penelitian  observasi  maupun  dokumen  diharapkan  dapat  membentuk  data  yang memadai dalam penelitian ini.

Disimpulkan bahwa Sistem Kontraktor Terpadu telah membuktikan bahwa program CSR dapat diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Dalam hal ini, perusahaan telah berhasil mendefinisikan kembali strategi kontrak dengan merestrukturisasi prosedur kontrak untuk membantu dan memprioritaskan kontraktor lokal, sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas pengiriman kontrak mereka. Audit rutin juga menunjukkan bahwa perbaikan dalam pengiriman proyek dan juga pekerja lokal dan pemimpin  lokal  dapat  dipertahankan.  Secara finansial, juga membantu  perusahaan karena penghematan biaya, pengurangan jumlah proyek yang tertunda dan variasi kontrak dengan perencanaan yang lebih baik. Sementara dalam pengiriman juga lebih tepat waktu dan pembinaan di tempat kerja kepada kontraktor lokal oleh manajer proyek atau penyelia perusahaan berjalan lebih baik.

Penulis: Antonius Sudarisman, Subagyo Adam

Link terkait tulisan di atas: Integrating A Corporate Social Responsibility (CSR) Program Into The Business Process. http://www.produccioncientificaluz.org/index.php/opcion/article/view/30820

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).