Double-J Stent (DJ-Stent) atau kerap dikenal sebagai selang ureter digunakan dalam praktek klinis di bidang urologi untuk mengatasi sumbatan pada saluran kemih bagian atas. Alat tersebut telah digunakan sejak awal abad ke-19 hingga saat ini. Alat ini memiliki koil ganda yang bertujuan untuk mempertahankan posisi selang tersebut di dalam ureter. Pemakaian selang ureter ini dapat menimbulkan nyeri yang terjadi pada hampir 80% pasien.
Nyeri pada pinggang setelah dilakukan pelepasan selang seringkali memerlukan obat pereda nyeri tambahan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengurangi nyeri pasca tindakan, di antaranya dengan menggunakan obat-obatan, seperti penghambat reseptor alfa, antikolinergik, dan penghambat enzim phosphodiesterase. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pemberian obat diklofenak atau silodosin sebelum prosedur dapat mengurangi nyeri pasca tindakan.
Reseptor alfa-1 diketahui terdapat pada ureter dan kandung kemih manusia, sehingga dengan menghambat reseptor alfa pada ureter dapat secara efektif menghilangkan nyeri pasca tindakan. Obat – obatan penghambat reseptor alfa mempunyai kemampuan menghambat kontraksi otot pada ureter sehingga dapat menyebabkan pelebaran rongga ureter dan mengurangi keluhan nyeri.
Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS) merupakan pengobatan pilihan dalam mengatasi nyeri kolik pada ginjal. OAINS bekerja sebagai pereda nyeri dengan menurunkan proses radang, kontraksi ureter, dan spasme ureter. Selain itu, OAINS dapat menurunkan nyeri dengan menghambat pembentukan enzim prostaglandin, yang dapat menurunkan aliran darah ginjal, sehingga dapat mengakibatkan penurunan tekanan di ginjal dan ureter. Pada ureter terdapat reseptor COX-1 dan COX-2. Penghambat COX-2 secara selektif terbukti mampu mengurangi kontraktilitas ureter secara efektif.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental uji klinis. Subjek penelitian dilakukan randomisasi dan dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan. Kelompok I mendapat perlakuan Natrium Diklofenak 50 mg saja, kelompok II mendapat perlakuan Silodosin 8 mg saja dan kelompok III mendapat perlakuan kombinasi keduanya. Ketiga kelompok tersebut diberi obat 2 jam sebelum tindakan Evaluasi nyeri pada pasien menggunakan skala nyeri Wong Bakerdan dilakukan secara serial, yaitu saat, 2 jam dan 24 jam pasca pelepasan DJ-Stent.
Silodosin merupakan golongan penghambat reseptor alfa yang juga dapat digunakan sebagai pereda nyeri. Silodosin diberikan dengan dosis 8 mg per hari dan memberikan efek optimal selama 24 jam. Pemberian silodosin 8 mg 2 jam sebelum Tindakan dapat mengurangi nyeri 2 jam hingga 24 jam pasca tindakan. Skala nyeri Wong Baker saat pelepasan DJ-stent berbeda secara bermakna jika dibandingkan dengan saat 2 jam dan 24 jam pasca tindakan.
Natrium diklofenak sebagai penghambat COX-2 selektif seringkali diberikan sebagai pereda nyeri dalam mengatasi kolik ginjal. Pemberian Natrium diklofenak 50 mg pada 11 pasien yang akan dilakukan pelepasan DJ-stent mampu mengurangi nyeri pasca tindakan. Skala nyeri Wong Baker saat tindakan berbeda secara bermakna dibandingkan dengan saat 2 jam dan 24 jam pasca tindakan. Secara statistik, pada kelompok yang diberikan natrium diklofenak tampak lebih baik dalam mengurangi nyeri dibandingkan dengan silodosin.
Pemberian kombinasi silodosin dan diklofenak diharapkan memiliki efektifitas yang lebih baik dalam mengurangi nyeri dibandingkan dengan pemberian obat tunggal. Pada pemberian obat saat dilakukannya tindakan, efektifitas pemberian obat kombinasi terbukti lebih baik dibandingkan dengan pemberian obat natrium diklofenak atau silodosin secara tunggal. Pada pemberian 2 jam pasca tindakan, efektifitas pemberian obat kombinasi terbukti lebih baik dibandingkan dengan pemberian obat silodosin, namun setara dengan pemberian natrium diklofenak secara tunggal. Pada pemberian 24 jam pasca tindakan, didapatkan efektifitas yang setara, baik pada pemberian obat kombinasi maupun pada pemberian obat secara tunggal.
Efektifitas Natrium Diklofenak dan Silodosin dalam Mengatasi Nyeri pada Prosedur Pelepasan DJ-Stent
Hasil penelitian menunjukkan bahwa natrium diklofenak yang dikombinasikan dengan silodosin 2 jam sebelum pelepasan DJ-Stent ternyata mampu mengurangi nyeri pada prosedur pelepasan DJ-Stent, terutama saat pelepasan dan 2 jam pasca pelepasan. Pada akhirnya, penelitian ini merekomendasikan kepada ahli urologi dalam menggunakan obat oral kombinasi natrium diklofenak dan silodosin 2 jam sebelum pelepasan DJ-Stent untuk mencegah dan mengurangi nyeri pada saat dan setelah tindakan.
Penulis: Lukman Hakim
Informasi lengkap tulisan ini dapat diakses pada laman:
https://juri.urologi.or.id/juri/article/view/537
Hasroni Fathurrahman, Doddy M. Soebadi, Lukman Hakim. The Effect Of Silodosin And Sodium Diclofenac To Reduce Pain After Dj Stent Removal In Soetomo Hospital: Double-Blinded Randomized-Controlled Trial. Juri Urology. Volume 26 (1). https://doi.org/10.32421/juri.v26i1.537