“Berwirausaha menurut saya adalah sebuah perjalanan yang amat panjang. Suka dan duka pasti ada. Apalagi jika kita memulai usaha dari bawah”
UNAIR NEWS – Perjuangan Tegar Riski Anggarida selama menempuh pendidikan sarjana di Universitas Airlangga membuahkan hasil manis. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu dinobatkan sebagai Wisudawan Berprestasi Wirausaha pada wisuda periode Maret 2020.
Bagi Tegar, prestasi kewirausahaan paling bermakna yang pernah ia raih selama kuliah adalah usaha yang dilakoninya selama ini, yaitu Rivendell. Perjuangan membangun usaha ini mengajarkan banyak hal untuk hidupnya.
“Usaha ini mengajarkanku banyak hal, khususnya mengenai tekad, kesabaran, dan juga keberanian,” ucapnya.
Tegar menyebutkan bahwa Rivendell merupakan usaha sekaligus konsultan di bidang teknologi informasi. Rivendell melayani reparasi laptop atau komputer, menjual spareparts, juga melayani pembuatan jasa website company profile, recovery hardisk, dan lain-lain.
“Kami sudah berdiri kurang lebih tiga tahunan, dan pelanggan kami sangat bervariasi, mulai dari mahasiswa kampus di Surabaya, perkantoran, dan juga masyarakat umum,” lanjutnya.
Dia bercerita bahwa awalnya usaha tersebut merupakan usaha part-time. Namun saat ini menjadi mata pencaharian utama Tegar. Dengan menekuni usaha tersebut, Tegar dapat menyerap ilmu lebih banyak dari dunia bisnis secara nyata. Di samping itu, Tegar juga sekaligus menerapkan apa yang Tegar pelajari ketika kuliah.
Tegar memulai usaha Rivendell ini dari nol. Yang awalnya Tegar tidak begitu paham permasalahan Teknologi Informsi, akhirnya Tegar berusaha keras untuk belajar. Dengan tekad dan keberanian yang cukup, Alhamdulillah Rivendell kini sudah berkembang dan memiliki ratusan pelanggan di kota metropolitan Surabaya.
“Bahkan saat ini saya menjadi seorang konsultan bisnis di beberapa perusahaan teman saya. Semua pengalaman yang saya miliki dalam membangun bisnis, saya tularkan ke beberapa teman,” lanjutnya.
Tegas mengaku, awalnya dia memulai usaha karena keterpaksaan. Beberapa tahun lalu ayahnya tiba-tiba terserang penyakit jantung coroner dan sempat opname kisaran 10 hari. Meskipun sang ayah sudah sembuh, namun ternyata kondisinya tetap tidak memungkinkan melakukan pekerjaan seperti dahulu.
“Sejak saat itu kondisi perekonomian keluargaku jatuh dan mau tidak mau, aku harus memutuskan untuk bisa mandiri secara finansial. Saat itu aku bertekad mendirikan dan mengembangkan usaha” ungkapnya. (*)
Penulis: Sandi Prabowo
Editor: Binti Q. Masruroh