UNAIR NEWS – Dalam sesi Guest Lecture kali ini, Sekolah Pascasarjana UNAIR program studi Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) mengundang Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UM Surabaya, Dr Drs Moh Sulthon Amien M M. Ia diamanahi untuk mengajak peserta berdiskusi terkait skill kepemimpinan yang merupakan kunci sukses dalam berwirausaha pada Sabtu (26/03/2022).
Salah seorang peserta memantik jalannya diskusi melalui pertanyaannya tentang persoalan pelik yang terjadi di pemerintahan, yaitu masih adanya senioritas dalam pemilihan pemimpin. “Seperti apa ya Pak yang seharusnya pemerintah lakukan sehingga kita bisa menyesuaikan dengan kondisi memberi ruang kepada anak-anak muda untuk memberikan, berlompat, men-develop, dengan cara-cara yang tidak biasa atau out of the box?” tanya peserta yang bernama Christina.
Sebelum menjawab, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu menyetujui fenomena yang sempat diutarakan Christina. “Teman-teman (muda, red) itu diwadahi saja, mereka di wadah khusus, menjadi think tank saja, asal yang sepuh-sepuh itu, yang senior itu juga membutuhkan mereka. Lantas kalau yang muda-muda itu dijadikan think tank itu hasilnya juga tidak menjadi pemantik untuk institusinya, nggih percuma saja mereka,” jawab Sulthon.
Sulthon juga menambahkan bahwa generasi milenial kebanyakan tidak leluasa untuk bekerja sama dengan pemimpin yang tidak sebaya dengan mereka. Oleh sebab itu, sambungnya, akan lebih baik bila pemuda-pemuda tersebut direkrut tapi tidak langsung menduduki posisi pemimpin, melainkan sebagai wadah pemikir yang bertujuan untuk memberi inovasi dan ide terkait perusahaan pemerintahan mereka.
Untuk dapat meyakinkan anggota dalam melewati setiap tantangan, Direktur Utama Laboratorium Parahita tersebut beranggapan bahwa seorang pemimpin harus menginspirasi dan memberi kepercayaan penuh. “Kalau (anggotanya, red) bagus, di-appreciate, ada reward. Kalau kurang bagus, ya ada sedikitlah punishment, dinasihati lima jam, menghabiskan waktu,” beber Sulthon sembari tergelak.
Dalam kaitannya dengan berwirausaha, seorang peserta diskusi meminta saran pilihan pada Sulthon. “Dalam dunia entrepreneur itu kadang harus ada langkah-langkah tertentu yang harus kita ambil, salah satunya yaitu pinjaman atau utang. Utang itu termasuk langkah strategis yang diambil dalam entrepreneur atau salah satu sebuah pilihan terakhir yang mungkin satu-satunya jalan terakhir untuk bisa entrepreneur itu lebih maju, Bapak?” tanya Indra Prasetyo.
Ketua Badan Pembina Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya itu memberikan pesan yang sekaligus menjadi penutup untuk sesi diskusi. “Jika masih bisa membayar dan tidak membebani jalannya perusahaan, monggo, tidak apa-apa Pak Indra, tapi jangan sekali-kali utang ke rentenir,” ujarnya.
Penulis : Leivina Ariani Sugiharto Putri
Editor : Nuri Hermawan