Lesi dan Gejala pada Rongga Mulut Penderita COVID

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by IDN Timess

Rongga mulut merupakan salah satu tempat masuknya corona virus ke dalam tubuh. Rongga mulut juga berperan dalam proses replikasi virus dikarenana rongga mulut memiliki reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang tinggi yang ditemukan pada lidah, mukosa bukal dan gingiva. Sehingga saat terjadi infeksi virus, rongga mulut memiliki manifestasi berupa lesi dan gejala atau symtomps yang tampak sebagai akibat proses replikasi virus.

Identifikasi manifestasi infeksi corona virus pada rongga mulut penting untuk dipahami, terutama bagi dokter gigi dan spesialis penyakit mulut selama pemeriksaan rongga mulut sebelum memulai perawatan gigi.

Berbagai laporan kasus di dunia telah dilaporkan sejak tahun 2020 sampai dengan saat ini. Gejala atau symtomps pada mukosa rongga mulut yang ditemukan pada sebagia besar penderita COVID-19 antara lain dysgeusia (perubahan rasa), ageusia (kehilangan rasa), burning mouth sensation (sensasi mulut terbakar), dry mouth (mulut kering) dan halitosis (bau mulut). Burning mouth sensation, merupakan gejala umum yang dirasakan karena gejala ini dapat menimbulkan gejala lain seperti dry mouth dan sangat berhubungan erat dengan perubahan rasa yaitu dysgeusia (perubahan rasa), ageusia (kehilangan rasa). Perubahan rasa ini terkait dengan pada perubahan persepsi rasa pedas, rasa asin, rasa asam dan rasa manis.

Lesi rongga mulut penderita COVID-19 tidak spesifik. Lesi rongga mulut yang dilaporkan bervariasi, mulai dari lesi ulserasi soliter sampai multipel, depapilasi hingga lesi berbentuk bullous, blisters, fissures, macular erythematous, petechiae, desquamative lesions dan plaque. Lesi-lesi tersebut dapat ditemukan di semua mukosa rongga mulut seperti mukosa bukal, lidah, gingiva, mukosa palatal lunak dan keras dan tonsil. Tidak seperti infeksi herpes zoster virus (HZV), lesi pada rongga mulut berupa ulserasi timbul secara bilateral atau segmental, ataupun seperti infeksi coxsackie virus dimana lesi muncul hanya dibagian orofaring dan tonsil.

Selain di rongga mulut, manifestasi infeksi corona virus juga dapat muncul di kulit. Manifestasi pada rongga mulut dan lesi kulit dilaporkan sebagai reaksi hipersensitivitas seperti pada eritema multiforme dan drug eruption reaction. Lesi rongga mulut yang berupa berupa lepuhan pada mukosa labial bawah, erosi pada bibir dan mukosa bukal dan krusta yang menutupi bibir. Lesi pada kulit termasuk dapat berupa ruam bahkan papula.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah manifestasi infeksi corona virus di rongga mulut ini tidak spesifik. Dengan demikian, saat ini sulit untuk memastikan lesi yang spesifik pada rongga mukosa mulut yang berhubungan langsung dengan COVID-19, sehingga para klinisi dan dokter gigi harus tetap melakukan pemeriksaan yang lengkap sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Penulis: Meircurius Dwi Condro Surboyo dan Diah Savitri Ernawati

Artikel lengkap kami dapat dilihat di:

MDC Surboyo, DS Ernawati and HS Budi. Oral mucosal lesions and oral symptoms of the SARS-CoV-2 infection. Minerva Dental and Oral Science. 2021 August;70(4):161-8.

URL:

https://www.minervamedica.it/en/journals/minerva-dental-and-oral%20science/article.php?cod=R18Y2021N04A0161

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp