Potensi Senyawa Aktif dalam Jinten Hitam dan Temulawak sebagai Anti Alergi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh khasiat.co.id

Histamin adalah mediator kimiawi yang diproduksi oleh neuron, sel mast dan basofil yang bersirkulasi melalui mediasi oleh IgE. Histamin disintesis dari prekursornya (L-histidin) oleh katalis sitoplasma L-histidin dekarboksilase (HDC) di sistem saraf pusat (SSP), kemudian disimpan dalam vesikel dan kemudian dikirim dari terminal akson dengan perputaran cepat. Senyawa tersebut bekerja sebagai neurotransmitter. Peran utama histamin diawali dengan interaksi dengan empat subtype yang berbeda dari reseptor berpasangan dengan G-protein (GPCRs) yaitu reseptor H1, H2, H3, dan H4. Ikatan tersebut memiliki konsekuensi pada berbagai proses patologis seperti alergi dan anafilaksis. Selain itu, histamin juga berperan dalam sekresi asam lambung dan neurotransmisi di SSP dan sistem saraf perifer (PNS). Saat ini telah diakui bahwa histamin dinonaktifkan melalui dua jalur metabolisme utama, mekanisme metilasi cincin oleh histamin-N-metiltransferase (HNMT) yang membawa transformasi histamin menjadi N-metilhistamin; dan melalui deaminasi oksidatif oleh diamina oksidase sehingga menjadi asam asetat imidazol. Menariknya, hanya HNMT yang dianggap sebagai target terapi yang paling menjanjikan, terutama mengenai regulasi selektif neurotransmisi histaminergik di SSP. Dengan demikian, HNMT berperan penting dalam inaktivasi histamin pasa sistem saraf pusat, ginjal dan bronkus. Penghambatan HNMT diketahui memiliki peran potensial dalam mengobati gangguan attention-deficit hyperactivity, gangguan memori, penyakit mental dan penyakit neurodegeneratif. Oleh karena itu, untuk menemukan senyawa potensial yang dapat dikembangkan sebagai inhibitor HNMT baru, penelitian ini melakukan studi in-silico terhadap metabolit sekunder N sativa  dan C xanthorrhiza.

Dalam penelitian ini, kami melakukan studi molekuler docking terhadap 36 metabolit sekunder N. sativa dan 26 metabolit sekunder C. xanthorrhiza menggunakan pendekatan in-silico yang menargetkan protein HNMT (PDB ID: 2AOT) menggunakan software AutoDockVina. Prediksi karakteristik ADMET dilakukan dengan menggunakan pkCSM Online Tool.

Pada penelitian ini diperoleh satu metabolit dari N. sativa (longifolene) dan tujuh metabolit dari C. xanthorrhiza {(+)-beta-atlantone, humulene epoxide, (−)-beta-curcumene, (E)-caryophyllene, germacrone, (R)-( )-xanthorrhizol, dan (−)-beta-caryophyllene epoxide} yang diprediksi berpotensi untuk dikembangkan sebagai inhibitor HNMT. Berdasarkan data in-silico tersebut metabolit skunder pada N sativa dan C Xanthorrhiza mempunyai peluang besar untuk dapat dikembangkan sebagai antialergi.

Penulis : Junaidi Khotib

Laman             : https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0425/html

Judul               : Molecular docking studies of Nigella sativa L and Curcuma xanthorrhiza

                          Roxb secondary metabolites against histamine N-methyltransferase with their

                          ADMET prediction

Penulis            : Ahmad Dzulfikri Nurhan, Maria Apriliani Gani, Aniek Setiya Budiatin,

                          Siswandono Siswodihardjo and Junaidi Khotib

Jurnal              : Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology 2021; 32(4):

                          795–802

ISSN               : 2191-0286

DOI                  : https://doi.org/10.1515/jbcpp-2020-0425

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp