Peran Penting Financial Development dalam Strategi Pembiayaan Modal Kerja Perusahaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by LinkedIn

Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Kebijakan modal kerja diperlukan untuk perusahaan karena memiliki efek langsung pada kegiatan sehari-hari yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk membiayai modal kerja, perusahaan memiliki alternatif pendanaan, yaitu baik sumber internal melalui arus kas bebas, atau sumber pendanaan eksternal baik jangka pendek maupun jangka panjang. Secara teoritis, manajer keuangan dapat mengadopsi strategi pembiayaan konservatif atau agresif, di mana masing-masing strategi ini memiliki biaya dan manfaat. Perusahaan mengikuti pendekatan konservatif jika persentase yang lebih kecil dari kebutuhan modal kerja mereka dibiayai oleh sumber dana jangka pendek. Pendekatan ini merupakan strategi yang kurang berisiko, karena risiko refinancing serta risiko bunga akan berkurang; namun, strategi ini membawa perusahaan menghadapi biaya likuiditas yang tinggi. Perusahaan yang menerapkan strategi agresif akan membiayai modal kerjanya Sebagian besar dari hutang jangka pendek. Pendekatan ini diyakini dapat menurunkan biaya pendanaan mereka. Pembiayaan jangka pendek juga dapat mengurangi masalah keagenan. Selain itu, utang jangka pendek juga dapat mengurangi biaya agen ekuitas. Di sisi lain, ketergantungan yang lebih besar pada utang jangka pendek dapat menghasilkan efek yang merugikan pada kinerja perusahaan karena munculnya risiko refinancing dan risiko bunga. Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang jangka pendek mereka dan menanggung biaya hutang yang lebih tinggi ketika membuat pinjaman baru.

Karena kedua strategi membawa biaya dan manfaat bagi perusahaan, manajer harus menemukan kombinasi optimal antara sumber jangka pendek dan jangka panjang ketika membiayai kebutuhan modal kerja mereka dan dapat memaksimalkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, dimungkinkan terdapat hubungan yang tidak linear berbentuk-U terbalik antara pembiayaan modal kerja dan kinerja perusahaan

Selain itu, setiap perusahaan memiliki kemampuan yang beragam dalam mengakses sumber pembiayaan eksternal yang pada gilirannya akan mempengaruhi strategi yang dipilih oleh manajer untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan. Oleh karena itu, kendala keuangan perusahaan diyakini sebagai kondisi penting yang menentukan hubungan pembiayaan modal kerja dan kinerja. Perusahaan dengan kendala keuangan akan mengalami kesulitan dalam mengakses sumber pembiayaan eksternal, sehingga akan lebih bergantung pada sumber internal. Beberapa studi menemukan bahwa perusahaan dengan keterbatasan akses pendanaan akan berdampak besar terhadap investasi pada asset lancer seperti persediaan dan piutang. Sebaliknya, perusahaan yang fleksibel secara finansial akan lebih mudah memperoleh kredit jangka pendek dengan biaya dan risiko refinancing yang lebih rendah.

Pada penelitian terbaru yang kami lakukan pada perusahaan manufaktur di 5 negara Kawasan ASEAN menambah pemahaman kita tentang keterkaitan antara strategi pembiayaan modal kerja, profitabilitas perusahaan dan financial development. Hasil studi menunjukkan bahwa strategi pembiayaan modal kerja memiliki hubungan yang tidak linar dengan profitabilitas perusahaan.

Pada level yang masih rendah tambahan pembiayaan dengan utang jangka pendek pada modal kerja, akan meningkatkan profitabilitas perusahaan karena perusahaan akan menerima manfaat yang terkait dengan utang jangka pendek. Beberapa manfaat tersebut diantaranya, suku bunga yang lebih rendah daripada utang jangka panjang, diterimanya fasilitas kredit yang lebih baik sebagai hasil dari hubungan perusahaan-bank yang baik, mengurangi masalah keagenan antara pemegang saham dan pemegang utang, mengurangi biaya agen ekuitas, dan meminimalkan risiko under investment Sebaliknya, bagi perusahaan dengan modal kerja yang dibiayai oleh utang jangka pendek dengan persentase yang tinggi, tambahan penggunaan utang jangka pendek akan berdampak negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Karena proporsi utang jangka pendek melebihi tingkat optimal, risiko pembiayaan utang jangka pendek lebih besar daripada manfaatnya. Perusahaan akan menghadapi risiko jatuh tempo (refinancing) dan risiko tingkat bunga yang lebih tinggi jika pembiayaan kebutuhan modal kerja sebagian besar menggunakan hutang jangka pendek, yang pada gilirannya akan menyebabkan kesulitan keuangan. Selain itu, titik optimal di mana profitabilitas perusahaan cenderung menurun diperkirakan.

Lebih jauh lagi, dengan melihat keberagaman tingkat pembangunan keuangan (financial development) di negara ASEAN, peneltian ini juga melihat bagaimana level dari financial development pada masing-masing negara mempengaruhi strategi pembiayaan perusahaan. Hasil studi menemukan bahwa Financial Development memiliki peran penting dalam menentukan pengaruh strategi pembiayaan modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan. Lebih khusus lagi, temuan tersebut menggambarkan bahwa, meskipun hubungan berbentuk-U terbalik antara pembiayaan modal kerja dan profitabilitas berlaku, tingkat optimal pembiayaan modal kerja lebih tinggi di negara-negara dengan sistem keuangan yang lebih berkembang. Financial Development memperluas sumber pembiayaan perusahaan, mengurangi kendala keuangan dan secara efektif menurunkan biaya pembiayaan eksternal.

Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pengelola perusahaan dan pembuat kebjikan. Pertama, mengingat adanya hubungan bentuk-U terbalik antara pembiayaan modal kerja dan profitabilitas, manajer perusahaan harus lebih menekankan pada memaksimalkan utilitasnya untuk kepentingan kinerja perusahaan. Lebih khusus lagi, manajer perusahaan harus menghindari penggunaan terlalu banyak utang jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja, karena risiko refinancing dan bunga lebih besar daripada manfaatnya. Kedua, mengingat peran penting yang dimainkan oleh financial development dalam menentukan hubungan antara pembiayaan modal kerja dan kinerja perusahaan, pembuat kebijakan harus memprioritaskan reformasi dan pengembangan keuangan untuk memastikan perusahaan memiliki akses ke keuangan, sehingga dapat mendorong pertumbuhan mereka untuk pertumbuhan ekonomi.

Penulis: Rahmat Heru Setianto

Sumber: Setianto, R. H., Sipayung, R. S., & Azman-Saini, W. (2022). Working capital financing and corporate profitability in the ASEAN region: The role of financial development. Entrepreneurial Business and Economics Review, 10(1), 51-64. https://doi.org/10.15678/EBER.2022.100104

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp