Dilema Diagnostik Perikarditis Bersamaan dengan Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segment ST

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Hello Sehat

Perikarditis merupakan penyakit inflamasi selaput jantung yang sering ditemui pada orang usia muda dan separuh baya (1). Penyakit ini ditemukan pada sekitar 0,2% pasien rawat inap dan 5% pasien nyeri dada non-iskemik yang datang ke unit gawat darurat (2,3). Penyebab paling umum dari perikarditis adalah infeksi, namun banyak etiologi lain yang juga dapat menyebabkan penyakit ini, salah satunya adalah infark miokard akut (1). Infark miokard adalah kondisi patologis cedera miokard (ditandai dengan peningkatan nilai troponin jantung) dengan bukti tanda-tanda iskemia (4). Insiden Infark miokard di UGD sedikitnya terdapat 10% dari pasien yang mengeluhkan nyeri dada (5). Keluhan nyeri dada dan perubahan elektrokardiografi (EKG) dari perikarditis dan infark miokard dengan elevasi segment ST (IMA-EST) dapat serupa dan sering memicu dilema diagnostik bagi dokter yang merawat. Terlebih lagi, apabila terjadi bersama-sama, perikarditis dapat menutupi kebutuhan darurat reperfusi pada IMA-EST sehingga dapat berakibat fatal bagi pasien. Pada laporan kasus ini, kami menghadirkan seorang pasien yang menderita perikarditis dan Infark miokard akut secara bersamaan. Kami berfokus membahas tentang tantangan didalam interpretasi EKG. Oleh sebab itu, setelah membaca artikel ini, kami berharap pembaca dapat menjawab pertanyaan berikut:

“Karakteristik EKG apa yang membantu membedakan infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) dari kejadian simultan perikarditis dan IMA-EST?”

Berdasarkan European society of cardiology (ESC) tahun 2015, diagnosis perikarditis akut dapat ditegakan apabila memenuhi paling sedikit 2 dari 4 kriteria berikut (6):

  1. Nyeri dada (> 85-90% kasus): Biasanya tajam dan pleuritik, membaik dengan duduk dan condong ke depan
  2. Suara gesekan perkardium (≤33% kasus): suara serak atau mencicit dangkal paling baik didengar dengan diafragma stetoskop di atas batas sternum kiri
  3. Perubahan EKG (60% kasus): Elevasi segmen ST baru yang luas atau depresi segmen PR pada fase akut.
  4. Efusi pericardium (60% kasus, biasanya ringan)

Elektrokardiografi adalah modalitas pertama yang digunakan untuk mendiagnosis perikarditis atau infark miokard. Perikarditis, tidak seperti IMA-EST, ditandai dengan EST yang luas dan cekung di sebagian besar atau semua sadapan prekordial dan ekstremitas. Tidak ada gelombang Q yang abnormal atau depresi segmen ST resiprokal. Selanjutnya, pada perikarditis, gelombang T memiliki bentuk normal dan mungkin terbalik setelah interval waktu tertentu (minggu atau bulan). Adanya depresi segmen PR pada sebagian besar sadapan dan knuckle signs pada aVR (elevasi segmen PR dan depresi segmen ST) juga merupakan indikator perikarditis yang penting (7).

Di sisi yang lain, EST pada IMA-EST biasanya memiliki morfologi cembung dan muncul sesuai dengan kelompok anatomi yang berkorelasi dengan daerah vaskular infark. Namun demikian, morfologi cekung yang kurang spesifik juga dapat diamati. Selain itu, Adanya depresi segmen ST resiprokal pada sadapan yang berlawanan memiliki spesifisitas yang tinggi untuk IMA-EST dan oleh karena itu selalu penting untuk dicari. Melemahnya aktivitas listrik di miokardium iskemik menyebabkan penurunan amplitudo gelombang R. Jika sel miokard tidak lagi aktif, seperti halnya pada infark yang lebih luas, hanya aktivitas daerah yang berlawanan yang muncul pada EKG sebagai gelombang Q (7).

Apabila perikarditis dan IMA-EST terjadi bersama-sama maka akan ada perbedaan bentuk morfologi EST dimana karakteristik IMA-EST akan menutupi karakteristik perikarditis yang kemudian akan diikuti oleh evolusi perubahan EKG yang berbeda. Perikarditis dan IMA-EST yang terjadi bersamaan menghadirkan tantangan diagnostik lebih lanjut karena tidak ada panduan EKG yang pasti untuk mengkonfirmasi kondisi ini. Oleh karena itu, diagnosis akhir juga bergantung pada konteks klinis dan temuan pendukung tambahan (7). Elektrokardiografi Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST perlu dibedakan dengan inflamasi pada selaput jantung. Pada keadaan yang sangat jarang kedua penyakit tersebut dapat timbul bersamaan.

Penulis: dr. Mochamad Yusuf Alsagaff, Sp.JP(K), PhD

Informasi lebih detail mengenai artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Doi:10.1001/jamainternmed.2022.0318

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp