Hygiene Pakan Ternak: Urinary Zearalenone Monitoring System serta Hubungan antara AMH dan SAA

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Retizen

Pakan merupakan sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan untuk melangsungkan kehidupannya. Berbagai kontaminan dapat mencemari bahan pakan ternak, salah satunya adalah mikotoksin (racun yang dihasilkan oleh jamur). Zearalenone (ZEN) merupakan mikotoksin yang diproduksi oleh spesies jamur dari genus Fusarium yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi sapi (endocrine disruptor) karena mengakibatkan hiperestrogenism. Hal ini disebabkan ZEN dan beberapa metabolitnya dapat mengikat reseptor estrogen. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur dan pembentukan mikotoksin antara lain adalah musim, lokasi geografis, kelembapan, proses pemanenan, penyimpanan, dan distribusi. Oleh karena itu, langkah awal yang penting dalam menanggulangi mikotoksin, terutama pada peternakan yang diberi pakan hijauan buatan sendiri dapat dimulai dengan secara rutin memonitor tingkat/status kontaminasi meskipun sapi tidak menunjukkan gejala kesehatan klinis (sub-klinis) akibat mikotoksin.

Dalam penelitian ini, dilakukan screening pada beberapa peternakan sapi potong di Kyushu area, Jepang. Terdeteksi satu peternakan dengan kontaminasi ZEN yang sangat tinggi dalam urin dan pakan. Hasil uji menunjukkan kontaminasi zearalenone dalam urin yang melebihi range standart kit diagnostik (>20.250 pg/ml) dan melebihi batas toleransi maksimal dalam pakan (standart pemerintah Jepang maksimal 1 mg/kg). Selanjutnya, dilakukan monitoring selama satu tahun mulai bulan Juli 2020 hingga Juni 2021 terhadap peternakan dengan kontaminasi ZEN yang sangat tinggi. Tujuan dari field study ini adalah (1) untuk mengevaluasi sistem monitoring kandungan ZEN dalam urin pada peternakan sapi potong serta (2) mengetahui hubungan antara perubahan yang terjadi secara alami terhadap konsentrasi ZEN dan serum anti-Müllerian hormone (AMH). Selain itu, serum amiloid A (SAA), yang merupakan salah satu protein fase akut (acute phase proteins/APPs) diukur untuk memantau status peradangan pada setiap sapi.

Hasil regresi time-series, konsentrasi ZEN satu bulan sebelumnya menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap konsentrasi AMH meskipun nilai yang di dapatkan tidak signifikan. Dengan kata lain, konsentrasi ZEN yang rendah satu bulan sebelumnya cenderung mengakibatkan konsentrasi AMH yang tinggi pada bulan berjalan. Konsentrasi ZEN terhadap SAA pada bulan yang sama menunjukkan pengaruh yang negatif meskipun nilai yang didapatkan tidak signifikan, artinya konsentrasi ZEN yang tinggi cenderung mengakibatkan konsentrasi SAA yang rendah.

Salah satu poin penting pada kegiatan manajemen peternakan sapi adalah calving interval atau jarak beranak, dengan semakin pendeknya jarak beranak seekor sapi mengindikasikan produktivitas yang semakin baik pula. Hal ini tentunya berdampak langsung terhadap pendapatan peternak. Pada penelitian ini, didapatkan hasil yang signifikan semakin baik terhadap nilai jarak beranak rata-rata/tahun terutama sebelum dan setelah dilakukan monitoring kandungan mikotoksin.

Saat ini, banyak laporan yang bertujuan untuk mengklarifikasi dan mencegah efek berbahaya dari mikotoksin pada setiap tahap yang berfokus pada tiga faktor utama. Pertama, karakter, toksisitas, dan metabolit terhadap organ dan/atau fungsi sistemik dari masing-masing mikotoksin dengan pendekatan in vitro dan in vivo. Kedua, metode deteksi mikotoksin dalam pakan atau makanan dan cairan biologis, seperti serum, urin, dan susu. Ketiga, tidak hanya manajemen pakan dan strategi pengendalian mikotoksin tetapi juga pendekatan dengan metode fisik, kimia enzimatik, dan biologis untuk mencegah efek berbahaya bagi hewan. Dalam lingkup hewan ternak dalam hal ini sapi, paparan akut mikotoksin dosis tinggi biasanya menimbulkan gejala klinis yang sangat jelas, seperti berkurangnya safsu makan atau diare. Paparan sub-kronis dan kronis pada dosis rendah ditandai dengan gejala klinis yang kurang terlihat jelas, tetapi dianggap memiliki peran atas penurunan produktivitas serta daya tahan ternak. Oleh karena itu, penting untuk terlebih dahulu memantau status kontaminasi mikotoksin dalam pakan untuk membatasi risiko paparan mikotoksin.

Kesimpulannya, sistem monitoring ZEN melalui urin adalah cara yang praktis dan penting, tidak hanya untuk mendeteksi kontaminasi tetapi juga untuk melihat efek jangka panjang paparan ZEN yang kronis (atau kontaminasi silang dengan mikotoksin lain) terhadap produktivitas dan kesuburan ternak. Sampai saat ini, beberapa pendekatan telah dikembangkan untuk mengurangi kontaminasi dan paparan mikotoksin, termasuk strategi yang melibatkan pemuliaan tanaman dan transgenik, bioteknologi, dan edukasi kepada pemasok pakan/produsen hewan.

Abstract: https://www.mdpi.com/2072-6651/14/2/143

HTML Version: https://www.mdpi.com/2072-6651/14/2/143/htm

PDF Version: https://www.mdpi.com/2072-6651/14/2/143/pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp