Negara yang Berdampingan dengan Covid

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: CNN Indonesia

Konflik Ukraina dan Rusia memunculkan pendapat masyarakat dunia. Terutama, bagi mereka yang percaya teori konspirasi bahwa Covid-19 mereda dan berhenti setelah pasukan Rusia menemukan puluhan laboratorium research biologi di Ukraina yang didanai oleh Amerika Serikat. Cina dan Rusia lewat Sidang Dewan Keamanan PBB meminta Amerika Serikat jujur dan transparan soal temuan itu. Mereka percaya bahwa AS lah yang menyebarkan virus mematikan ini lewat laboratorium-laboratorium itu.

Kita tidak tahu pihak mana yang benar. Pada awal munculnya Covid-19, Amerika Serikat menuduh Cina yang menyebarkan virus mematikan itu dari laboratorium di Wuhan. Namun sebenarnya sebelum adanya perang Rusia Vs Ukraina sudah ada beberapa negara yang mengeluarkan kebijakan agar masyarakat membiasakan diri untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, anggap itu sebagai penyakit flu biasa.

Memang kita tidak tahu persis alasan kenapa mulai banyak negara di dunia ini mulai berdamai dengan Covid-19. Apakah karena negara-negara tersebut sudah kewalahan menghadapi virus mematikan ini? Ataukah karena memang laju penyebaran virus Corona sudah melandai di seluruh dunia?

Banyak negara ingin terbebas dari Corona karena dampak yang diakibatkan sangat berbahaya. Di samping karena banyak korban yang terpapar dan mati, juga karena perekonomian dunia yang berhenti menyebabkan masing-masing negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi hingga macetnya perdagangan internasional. Selain itu, banyak orang berhenti orang bepergian atau travelling, lalu timbullah PHK dimana-mana, kemiskinan mulai naik, dan sebagainya.

Beberapa negara mulai mengurangi atau menghilangkan pembatasan Covid-19 karena sebagian besar negara itu mulai mempertimbangkan untuk hidup dengan virus daripada memusuhinya. Selama dua tahun terakhir, kekhawatiran akan virus mematikan mendorong banyak orang secara sukarela mengadopsi gaya hidup yang berbeda dan secara drastis menyesuaikan perilakunya. Tapi sekarang, setelah varian Omicron cepat menyebar ke seluruh dunia, orang-orang mengalami kelelahan Covid-19. Meskipun tingkat kematian tetap tinggi, beberapa pemerintah mulai melonggarkan pembatasan era pandemi; mereka ini antara lain:

Amerika Serikat

Negara bagian New York juga negara-negara yang dipimpin Demokrat termasuk Connecticut, New Jersey, Delaware, Oregon, California, Illinois, Rhode Island, dan Massachusetts. Semua negara bagian ini telah mengumumkan bahwa mereka akan mencabut mandat masker dalam ruangan di ruang publik tertentu termasuk sekolah paling lambat Maret. Sementara Banyak negara bagian yang dipimpin Partai Republik, seperti Alabama, Alaska, dan Arkansas, melihat mandat masker berakhir tahun lalu tanpa memperbaruinya.

Benua Eropa

Denmark menjadi negara pertama yang sepenuhnya memberlakukan pembatasan pada awal Februari 2022. Pada saat itu, Denmark berada di tengah gelombang besar infeksi Covid-19 baru, tetapi angka kematian dan rawat inap relatif rendah. Tindakan negara Skandinavia itu ternyata menjadi pertanda untuk kebijakan serupa di seluruh benua. Inggris, Perancis, Swedia, Norwegia, Spanyol, Italia, Republik Ceko, dan Estonia semuanya mengikuti jejak Denmark dan akan membatalkan mandat masker luar ruangan, dan periode isolasi yang panjang setelah dites positif pada akhir Februari. 

Oceania

Di Oceania, Australia, dan Selandia Baru sama-sama mengindikasikan pada awal Februari bahwa kebijakan nol-Covid sebagian besar akan dijatuhkan, karena pembatasan digulirkan kembali dan kontrol perbatasan dilonggarkan. Australia akan mulai mengizinkan wisatawan asing masuk ke negara itu pada akhir Februari. Sementara Selandia Baru telah mengumumkan periode pembukaan kembali bertahap selama beberapa bulan mendatang untuk wisatawan internasional.

Asia

Sementara itu Cina masih terus melakukan kontrol ketat untuk menekan potensi wabah Covid-19 di negara itu, termasuk pembatasan perbatasan yang ketat, pengujian massal, pelacakan kontak yang lengkap, dan penguncian di seluruh kota yang tiba-tiba, setelah mengunci lebih dari 20 juta orang pada tahun 2022 di bawah perintah rumah yang ketat. Hong Kong telah memberlakukan kontrol perbatasan yang sama ketatnya dan pembatasan virus selama hampir dua tahun terakhir. Namun, tidak seperti Cina.

Bagi kita di Indonesia meskipun penyebaran virus Covid mulai melandai dan ada beberapa peraturan yang mulai longgar, misalnya aturan syarat bepergian, atau kebijakan visa on arrival untuk turis dari puluhan negara yang ingin masuk Bali, kita tetap harus waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan. (*)

Berita Terkait

Ahmad Cholis Hamzah

Ahmad Cholis Hamzah

Contributor of Media UNAIR, Alumni of Faculty of Economics Airlangga University’73 and University of London, UK.