Risiko Tinggi Kecanduan Internet pada Remaja Selama Pandemi COVID-19 dan Peran Orangtua

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Pinterest

Penggunaan ponsel pintar pada remaja meningkat selama pandemi COVID-19, terutama penggunaan internet karena remaja tidak memiliki aktifitas fisik selama kegiatan lockdown. Selain itu internet digunakan untuk mengerjakan tugas sekolah, bermain sosial media, berkenalan dengan orang baru, dan sarana hiburan seperti bermain game online, mendengarkan musik, dan menonton film. Literatur ini bertujuan untuk mempelajari risiko kecanduan internet pada remaja selama pandemi COVID-19 dan mengetahui peran orang tua untuk mendampingi remaja selama menggunakan internet sehari-hari. Artikel ini memiliki kriteria inklusi artikel review, sistematis review, jurnal penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, serta buku. Pencarian jurnal diakses dari google scholar, pubmed, science direct dengan kata kunci remaja, adiksi internet, pola asuh, education, dan COVID-19.

Remaja merasa cemas apabila dipisahkan dengan gadget yang mereka miliki, mereka selalu menginginkan segala sesuatu selesai dengan cepat, update terhadap informasi-informasi terbaru, dan tetap berhubungan dengan temannya. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget dibandingkan dengan keluarga meskipun mereka berdekatan. Mereka jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga semenjak mereka sibuk memainkan gadget mereka. Penggunaan gadget in membuat orang tua khawatir karena kurangnya waktu bersama dengan anaknya. Rata-rata waktu penggunaan gadget di Indonesia kurang lebih sekitar dua ratus tujuh puluh jam tiap bulannya atau sembilan jam tiap harinya. 237 juta orang di Indonesia adalah pengguna internet. 55% dari populasi adalah remaja usia 15-19 tahun, 26% 20-29 tahun, dan sisanya 30 tahun keatas. Terdapat banyak faktor risiko dari adiksi internet, seperti kurangnya pengawasan dan hubungan orang tua terhadap anak, peningkatan konflik antar orang tua-anak.

COVID-19 telah menyebar diseluruh dunia yang menyebabkan pandemi dan pneumonia. Epidemi ini menyebabkan risiko kematian karena infeksi dan tekanan psikologis. Pembatasan jarak fisik mulai diberlakukan disleuruh dunia untuk menekan penyebaran virus. Seluruh kegiatan tatap muka dirubah menjadi online selama pandemi, dimana meningkatkan penggunaan internet. Salah satu konsekuensinya yakni peningkatan bermain game online terutama pada remaja. Penggunaan internet yang tidak terkontrol akan menyebabkan gangguan psikososial dan gangguan fungsi dimana menjadi perhatian publik diseluruh dunia. Kecanduan adalah keasyikan dan keinginan, kehilangan minat, social retreat, tolerance, penarikan diri, dan kehilangan kendali atas sikap mereka. Oleh karena itu, istilah kecanduan internet telah diusulkan untuk menggambarkan fenomena penggunaan berlebihan spesifik aplikasi online yang tidak terkontrol (mis., game online, pornografi, atau jejaring sosial).

Partisipasi orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget anak sangatlah penting. Perhatian orang tua merupakan dukungan yang sangat penting. Mereka harus mengawasi anak ketika menggunakan internet. Orangtua selalu menjadi peran utama dalam keluarga, terutama dalam mengambil keputusan besar. Keadaan seperti ini harus diambil begitu saja, seperti mereka dapat meminta anak-anak mereka untuk mengerjakan tugas. Pembagian tugas rumah tangga menjadi tugas semua anggota keluarga sehingga dapat menciptakan lingkungan baru di mana mereka dapat berinteraksi satu sama lain sebagai gantinya. Jika mungkin, orang tua membuat aturan tentang waktu penggunaan gadget agar tidak menganggu interaksi antara anggota keluarga. Orang tua memberikan informasi mengenai potensi bahaya penggunaan internet dan berbagi pengalaman mereka menggunakan internet pada anak-anak mereka. Hubungan antara orangtua-anak membangun ikatan mereka. Anak-anak mematuhi aturan orang tua mereka dalam penggunaan internet.

Hasil studi literatur ini mendapatkan hasil bahwa penggunaan internet meningkat di masa pandemi COVID-19 dan berisiko menyebabkan kecanduan pada remaja. Penggunaan internet tanpa pengawasan dari orang tua dan tanpa pembatasan jam dapat berisiko menyebabkan terjadinya kecanduan internet pada remaja. Oleh karena itu pembatasan waktu dan pengawasan orang tua dalam penggunaan internet sangat dibutuhkan bagi remaja.

Penulis: Dr. Yunias Setiawati, dr.,Sp.K.J(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan penulis di :

https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/view/20975/16924

Putri, A.Y.,  Setiawati, Y.,  Yi Ting Shieh, Sih-Hsien Lin.(2022). HIGH-RISK INTERNET ADDICTION IN ADOLESCENTS DURING PANDEMIC COVID-19 AND PARENTS’ ROLEJurnal Berkala Epidemiologi Volume 10 No 1. January 2022. 11 – 20.  DOI: 10.20473/jbe.v10i12022.11–20

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp