Bagaimana Perawatan Pasca Operasi Kanker Payudara? Berikut Penjelasannya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dokumentasi kegiatan Ngobrol Santai dengan Ahlinya (NGOBRAS). (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Kanker payudara bukanlah penyakit yang bisa sembuh total setelah operasi. Tentu saja, untuk mendapatkan pemulihan penuh, diperlukan lebih banyak langkah. Secara umum, pasien masih perlu melalui beberapa tahapan sebelum menjalani perawatan pasca operasi kanker payudara. Salah satunya adalah perawatan pasca operasi kanker payudara.

Dalam acara Ngobrol Santai dengan Ahlinya (NGOBRAS) pada Minggu (6/3/2022),  dengan tema Seputar Ca Mammae yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), Sulistiawati Ningsih Skep Ns Menjelaskan bahwa perawatan pasca operasi kanker payudara merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara langsung di berbagai tatanan pelayanan kesehatan kepada pasien.

“Secara umum seorang perawat atau perawat onkolog khususnya pada pasien kanker terutama kanker payudara mendampingi serta membantu selama dalam masa pemulihan luka operasi pada payudara,” ungkapnya.

Sulis menjelaskan kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang dapat dialami baik perempuan atau laki laki. Ada dua jenis luka, sambungnya, pada pada pasien kanker payudara yaitu luka yang berbentuk benjolan yang muncul pada payudara disertai dengan rasa panas, nyeri dan gatal di sekitar area puting dan mengeluarkan cairan. Kedua luka operasi yang pada masa pemulihan membutuhkan perawatan khusus agar tidak mengalami komplikasi.

“Disinilah peran seorang perawat dibutuhkan saat perawatan luka operasi kanker payudara selama masa pemulihan pasien,” ujar Sulis.

Lebih lanjut, Sulis menekankan perlu diperhatikan saat akan merawat luka adalah lakukan komunikasi dua arah dan sampaikan luka pasien, tanyakan apakah ada keluhan, lakukan observasi suhu, nadi, pernafasan, dan tensi, cuci tangan dan bantu pasien untuk melepas baju atas serta cuci tangan kembali dan mempersiapkan alat rawat luka agar steril.

“Ada dua teknik merawat luka pada pasien kanker payudara yaitu teknik swabbing dan teknik irigasi. Teknik swabbing digunakan untuk mengobati luka kering. Teknik ini dilakukan dengan menekan sambil menggosokkan secara perlahan luka pada payudara dengan kassa steril yang telah dibasahi NaCl 0,9 %. Sedangkan teknik irigasi digunakan pada luka payudara yang mengalami basah atau rentan berdarah dengan cara menyemprotkan NaCl 0,9% dengan perlahan,” paparnya.

Penggunaan antibiotik tabur, tandasnya, pada luka kadang diperlukan juga untuk menghilangkan bau tidak sedap pada luka payudara. 

Sulis menambahkan bahwa seorang perawat tidak hanya menyembuhkan luka saja, tapi juga bertugas untuk memastikan bahwa proses penyembuhan tidak akan menimbulkan luka kembali. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah asupan nutrisi yang baik dengan memberikan edukasi makan sering dengan porsi sedikit, banyak makan ikan air payau seperti lele, mujair, bandeng, belut dan konsumsi tahu, tempe, telur ditambah minum susu. 

“Karena faktor penyembuhan luka dipengaruhi oleh kebutuhan protein hewani dan nabati agar daya tahan tubuh tetap terjaga,” ujarnya. 

Selain itu, tambahnya, pada saat melakukan perawatan luka perlu juga ada pendampingan dari keluarga agar keluarga merasa dilibatkan dan bisa memutuskan sesuatu apabila ada balutan kotor atau berdarah. “Edukasi dan motivasi juga diberikan pada keluarga dengan mengajari cara rawat luka serta apa saja yang perlu diperhatikan apabila ada perubahan kondisi pada pasien,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp