Gagas Aplikasi Zakat, Tiga Mahasiswa UNAIR Juara 1 LKTI Nasional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tim Universitas Airlangga berhasil meraih juara 1 LKTI Nasional Universitas Darussalam Gontor. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh tiga mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) dalam ajang LKTI Nasional pada Jumat (25/2/2022). Mereka adalah Astandi Dinoryan dan Nuria Latifah mahasiswa program studi (prodi) Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Fina Safitri mahasiswa prodi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK).

Pada LKTI yang diadakan oleh Universitas Darussalam Gontor tersebut, ketiga mahasiswa UNAIR mengusung gagasan Medical Recovery with Zakat and Waqf (MEDIQAF). Atas gagasan itu, mereka berhasil menyabet juara I dan menyisihkan 13 tim lainnya.

“MEDIQAF adalah sebuah terobosan berupa aplikasi yang mewadahi zakat dan wakaf untuk disalurkan kepada rumah sakit guna memperbaiki fasilitas medis di tengah pandemi Covid-19,” ucap Astandi.

Tidak hanya itu, lanjutnya, zakat dan wakaf melalui MEDIQAF akan disalurkan kepada masyarakat kurang mampu yang terpapar Covid-19. Rencananya, MEDIQAF akan dikelola langsung oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

“Jika ada dana zakat dan wakaf yang menganggur benar-benar dapat dimanfaatkan untuk fasilitas kesehatan melalui MEDIQAF,” tambah Astandi.

Enam Fitur

Dalam pengaplikasiannya, MEDIQAF dirancang dengan enam fitur yaitu Wakaf Produktif, Zakat Produktif, Pengiriman Laporan Data Rumah Sakit, Literasi dan Edukasi, Top Up, serta Data Rumah Sakit dan Pasien. 

Selain mengungkap keunggulan MEDIQAF, Nuria selaku partner Astandi, berbagi tips dan trik terkait penulisan esai. Menurutnya, naskah menjadi elemen yang sangat penting untuk menentukan lolos atau tidak ke babak presentasi.

“Kunci naskah yang bagus adalah kejelasan inovasi, terobosan yang diangkat, dan judul yang menarik. Kemudian, setiap sub bagian naskah harus benar-benar diperhatikan,” ungkap Nuria.

Di samping itu, lanjutnya, kerangka berpikir harus dibuat jelas agar mudah untuk dipahami. “Penutup harus mampu mencerminkan keseluruhan isi naskah,” ungkap Nuria.

Astandi dan tim mengaku bangga dapat memenangkan lomba. Selain membanggakan orang tua dan almamater UNAIR, mereka yakin bahwa perlombaan merupakan ajang untuk membangun nilai-nilai dalam diri.

“Motivasi terbesarnya karena ingin melatih diri untuk terus berprogres dalam dunia kepenulisan. Jika berprestasi, itu adalah acuan untuk terus belajar mempertahankan yang telah didapat,” ucap Fina, anggota tim yang lain.

Ketiganya berharap suatu saat inovasi mereka dapat didengar oleh stockholder. Jika dikembangkan, mereka yakin MEDIQAF menjadi terobosan bagus yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp