Potensi Kitosan dari Limbah Udang untuk Mengobati Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab Luka Kulit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Republika

Penemuan yang berkaitan dengan aktivitas antibakteri, antijamur, dan antivirus terus dikembangkan dan diteliti tahun demu tahun baik pada level researcher maupun level universitas, salah satunya adalah pebembangan kitosan. Kitosan perlu dikembangkan untuk menjadi suatu produk dalam bidang farmasi untuk mendapatkan senyawa biokatif maupun aktivitas anti mikroba sehingga perlu dilakukan untuk mengetahui konsentrasi hambat kitosan dalam salep terhadap Staphylococcus aureus dan mengevaluasi sifat fisik sediaan salep kulit.

Limbah udang atau krustasea pada kulit, kepala, dan kaki belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah udang atau krustasea dapat diolah menjadi kitin atau kitosan yang dapat memberikan nilai tambah yang tinggi. Kitosan merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat salep kulit. Salah satu bakteri yang berbahaya bagi kulit saat luka adalah Staphylococcus aureus. Oleh karena itu, diperlukan salep kulit yang dapat menghambat bakteri tersebut.

Sri Subekti dkk melaporkan terkait penelitiannya terhadap penentuan pH, organoleptik, uji homogenitas, dan uji aktivitas antibakteri untuk menguji kitosan terhadap Staphylococcus aureus. Hasilnya menunjukkan bahwa kitosan dalam salep memiliki aktivitas antibakteri yang lemah dengan nilai zona hambat < 5 mm. kitosan dengan konsentrasi 0,2% dalam salep memenuhi syarat salep yang baik. Warnanya putih seperti Warna khas kitosan menunjukkan bau khas kitosan dan berbentuk setengah padat. Kitosan dalam Salep memiliki aktivitas antibakteri yang dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus.

Kitosan dalam bahan salep dengan konsentrasi 0,2% memenuhi syarat salep yang baik. Warna Putih merupakan warna khas kitosan menunjukkan bau khas kitosan dan berbentuk setengah padat. Kitosan dalam salep memiliki aktivitas antibakteri yang dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus.

Penulis: Widnyana IMS, Subekti S, and Kismiyati.

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini:https://wvj.science-line.com/attachments/article/67/WVJ%2011(4)%20705-708,%20December%2025,%202021.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp