Pakar Ulas Peran Penting Financial Development dalam Strategi Pembiayaan Modal Kerja Perusahaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto-by-LinkedIn

UNAIR NEWS – Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Kebijakan modal kerja diperlukan untuk perusahaan karena memiliki efek langsung pada kegiatan sehari-hari yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk membiayai modal kerja, perusahaan memiliki alternatif pendanaan, yaitu baik sumber internal melalui arus kas bebas, atau sumber pendanaan eksternal baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Perihal itu, pakar UNAIR Rahmat Heru Setianto menjelaskan bahwa secara teoritis, manajer keuangan dapat mengadopsi strategi pembiayaan konservatif atau agresif, di mana masing-masing strategi ini memiliki biaya dan manfaat. Perusahaan, lanjutnya, mengikuti pendekatan konservatif jika persentase yang lebih kecil dari kebutuhan modal kerja mereka dibiayai oleh sumber dana jangka pendek.

“Pendekatan ini merupakan strategi yang kurang berisiko, karena risiko refinancing serta risiko bunga akan berkurang; namun, strategi ini membawa perusahaan menghadapi biaya likuiditas yang tinggi,” ujarnya.

Selain itu, sambungnya, setiap perusahaan memiliki kemampuan yang beragam dalam mengakses sumber pembiayaan eksternal yang pada gilirannya akan mempengaruhi strategi yang dipilih oleh manajer untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan. Oleh karena itu, kendala keuangan perusahaan diyakini sebagai kondisi penting yang menentukan hubungan pembiayaan modal kerja dan kinerja.

“Perusahaan dengan kendala keuangan akan mengalami kesulitan dalam mengakses sumber pembiayaan eksternal, sehingga akan lebih bergantung pada sumber internal,” jelasnya.

Beberapa studi menemukan bahwa perusahaan dengan keterbatasan akses pendanaan akan berdampak besar terhadap investasi pada asset lancer seperti persediaan dan piutang. Sebaliknya, perusahaan yang fleksibel secara finansial akan lebih mudah memperoleh kredit jangka pendek dengan biaya dan risiko refinancing yang lebih rendah.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp