Layanan Lembaga Informasi di Masa Pandemi Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Google Sites

Dunia kini masih dihebohkan dengan munculnya virus corona baru yang disebut dengan Covid-19 atau corona virus disease, semua media massa baik cetak, elektronik atau digital membicarakan tentang Covid-19. Pada situasi sekarang ini, Covid-19 telah mempengaruhi kehidupan semua lapisan masyarakat. Konferensi ilmiah, pertemuan bisnis, ibadah umrah ke Mekkah, sampai dengan pesta pernikahan tidak boleh dilaksanakan. Perpustakaan juga terpaksa menutup semua layanan yang diakses secara fisik akibat Covid-19 ini.

Setelah adanya masa tanggap Covid-19 yang membuat perpustakaan harus menutup layanan fisiknya dan mengalihkan ke layanan online sehingga menyebabkan beberapa perubahan aktivitas pada sosial media perpustakaan mulai dari website, instagram, hingga facebook. Perubahan yang terjadi merupakan perubahan positif yang dapat dilihat di sosial media milik masing-masing perpustakaan yang lebih aktif membagikan informasi seputar layanan ataupun membuat inovasi program-program baru dengan memanfaatkan sosial media. Selain itu, ada pula sosial media perpustakaan perguruan tinggi yang semula tidak aktif selama beberapa bulan, setelah adanya Covid-19 sosial media milik perpustakaan perguruan tinggi tersebut menjadi aktif kembali dengan membagikan informasi seputar layanan selama masa tanggap Covid-19 seperti yang terjadi di perpustakaan Politeknik Negeri Malang, Perpustakaan Universitas Gunadarma, Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar bahkan Perpustakaan Universita Padjadjran yang semula belum memiliki akun instagram setelah adanya masa tanggap Covid-19 memiliki akun instagram yang digunakan untuk membagikan informasi seputar layanan selama masa tanggap Covid-19 ini.

Ada perubahan layanan pada beberapa perpustakaan di Indonesia selama masa pandemic Covid-19. Perubahan yang paling banyak dilakukan adalah pemanfaatan e-resources dan penggunaan media online. Pemanfaatan e-resources yang paling banyak digunakan adalah e-journal. Penggunaan media online paling sering seperti website dan media sosial untuk memberitahukan layanan-layanan mereka dan yang paling terkini adalah untuk berinteraksi dengan pengguna mereka. Contohnya melalui live Instagram dan seminar online melalui webinar. Meskipun ada beberapa yang sudah menerapkan layanan inovasi seperti pengembalian melalui bookdrop dan peminjaman dan pengembalian koleksi melalui kurir, namun belum banyak dilakukan oleh perpustakaan di Indonesia.

Namun, sekali lagi perubahan yang dilakukan perpustakaan di Indonesia belum secara masif berubah, masih dalam tahap pengembangan rencana-rencana baru layanan inovatif. Karena di perpustakaan mancanegara seperi Jepang, China, dan di Eropa sudah memulai kebijakan layanan baru selama pandemic covid-19 contohnya seperti pembatasan pengunjung, protokol kesehatan yang ketat, layanan inovatif seperti storytelling digital hingga secara detail menerapkan kebijakan handling koleksi, perabot, peralatan, dan perlengkapan di perpustakaan.

Perpustakaan di Indonesia dapat mencontoh kebijakan-kebijakan yang sudah diterapkan perpustakaan di mancanegara secara perlahan, karena pemerintah Indonesia secara perlahan sudah menggaungkan rencana pembiasaan kegiatan dan aktifitas masyarakat menghadapi new normal sehingga perpustakaan di Indonesia juga perlu bersiap menerapkan kebijakan new normal di dalam perpustakaan untuk menyesuaikan layanan-layanan di perpustakaannya. Mau tidak mau lambat laun perpustakaan akan dibuka dan harus menerapkan protokol kesehatan dan layanan baru dalam masa pasca pandemic Covid-19.

Penulis: Dyah Puspitasari Srirahayu

Artikel lengkapnya dapat diakses pada link berikut ini, https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/6736/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp