Cerita Mahasiswa FISIP UNAIR Kembangkan Usaha Konveksi Sejak SMP

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pengembangan bisnis bisa dimulai sejak dini maupun remaja, karena pengembangan bisnis tidak memandang usia. Hal tersebut yang dilakukan oleh Osman Nur Chaidir, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR yang memiliki bisnis konveksi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bisnis yang ia kembangkan bernama Macroscope Indonesia, yaitu penyedia jasa konveksi baju yang telah berjalan hampir lima tahun lamanya.

Osman sapaan karibnya menuturkan bahwa usaha Macroscope Indonesia ia rintis sejak duduk di bangku kelas III SMP bersama ketiga rekan sebayanya. Latar belakang usaha tersebut berdiri yaitu ketika class meeting, teman-teman Osman kebingungan mencari vendor kaos maupun jersey. Osman dan ketiga rekanya memanfaatkan momen itu sebagai ajang pembuatan baju di konveksinya.

“Karena kebanyakan dari teman-teman merasa kesulitan untuk mencari vendor kaos maupun jersey di sekolah kala itu yang berkualitas dan terjangkau, kemudian kami memanfaatkan relasi vendor yang saya kenal saat itu sebagai produsen dan saya sebagai distributor,” jelasnya.

Usaha Osman kali ini telah melalui tahap aggregator, yaitu suatu momen dimana seseorang mencapai suatu target tertentu. Selain itu pada tahun 2017, Osman juga mengikuti ajang pameran yang diadakan oleh sekolahnya kala itu. Namun, ia sempat vakum beberapa bulan karena fokus menghadapi ujian nasional.

Alhamdulillah kita semua ditakdirkan untuk satu SMA lagi yaitu di SMAN 3 Malang, dan waktu itu dapat kesempatan untuk mengikuti stand pameran gratis dari acara reuni akbar SMAN 3 Malang. Dari pameran tersebut akhirnya kami dapat exposure atau lebih dikenal oleh alumni dan teman-teman SMAN 3 Malang,” ungkapnya.

Tidak berhenti di situ, usaha Osman dan ketiga temannya masuk jajaran 10 finalis kompetisi bisnis Asia Tenggara yang diadakan oleh organisasi kementrian pendidikan di Asia Tenggara. Bahkan, pelanggan Osman berasal dari berbagai penjuru Indonesia hingga luar negeri seperti Singapura, Thailand, Taiwan, dan Malaysia dengan rata-rata omset mencapai 40 juta. Kemudian di masa kuliah ini, Osman dan ketiga temannya dibantu oleh lima orang karyawan memfokuskan usaha Macroscope Indonesia menjadi usaha berbadan hukum resmi dari pemerintah Indonesia.

“Paling banyak langganan bisnis konveksi kami berasal dari instansi sekolah dan pendidikan di Kota Malang. Insyallah pada tahun 2022 menjadikan usaha ini bisa berbadan hukum, sehingga bisa lebih dipercaya masyarakat di tahun 2022,” ucapnya.

Perihal tantangan yang dihadapi, Karena osman mengembangkan bisnis di umur yang masih muda, tentunya tantangan yang paling besar yaitu perihal ilmu mengenai bisnis. Sehingga ia dan temannya belajar bertahap terutama masalah keuangan dan berbagai seluk beluk mengenai bisnis.

“Progressnya kedepan kami ingin mengembangkan aset yang dimiliki perusahaan ini karena selama ini masih menggunakan aset milik pribadi berupa peralatan akomodasi dan peralatan lainnya. Di samping itu kita juga ingin naik kelas, yaitu meningkatkan kualitas penjualan, secara online utamanya,” tutupnya. (*)

Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp