Digitalisasi hingga SDGs Jadi Prioritas Utama Kabinet Pertama BEM FTMM

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Presiden BEM FTMM Aqil Naufal Rizqullah (kiri) dan Wakil Presiden BEM FTMM Azka Muhammad Pinandito (kanan). (Sumber: Istimewa)

UNAIR NEWS – Ibarat sebuah rumah, Kabinet Maju BEM FTMM akan menjadi pondasi agar rumah berdiri dengan baik. Begitulah kalimat yang digunakan Aqil Naufal Rizqullah, Presiden BEM Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) saat mendeskripsikan Kabinet Maju, kabinet yang ia pimpin.

Bersama Azka Muhammad Pinandito mahasiswa prodi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan, Aqil menjadi nahkoda BEM FTMM angkatan pertama untuk satu tahun ke depan. Kabinet Maju sendiri membawa tagline utama ‘Maju Karena Kita, Maju untuk Kita’.

“Nama Kabinet Maju diambil karena kami meyakini kemajuan yang terjadi di masa depan terjadi karena kolaborasi kita bersama. Apapun yang kita lakukan akan kembali kepada kita maupun masyarakat luas,” jelas mahasiswa prodi Rekayasa Nanoteknologi angkatan 2020 itu.

Program Unggulan

Aqil menyebut bahwa kini kabinetnya tengah menyiapkan beberapa program unggulan. Program Airlangga Technology Week misalnya, diinisiasi sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengikuti perkembangan teknologi saat ini melalui sebuah kompetisi.

Selain itu, ada pula program Digital Upself yang mendorong mahasiswa FTMM beradaptasi pada Revolusi Industri 4.0. Program ini berbentuk pelatihan digitalisasi bagi mahasiswa.

“Program-program tersebut dipastikan dapat masuk dalam pilar-pilar SDGs. Terlebih kita juga punya Kementerian Sosial Pengabdian Masyarakat yang akan berfokus pada SDGs dan penerapannya dalam bentuk pengabdian masyarakat,” imbuhnya.

Komitmen Kesetaraan Gender

Aqil juga menggarisbawahi komitmen kabinetnya atas isu kesetaraan gender. Kabinet Maju akan menghadirkan program unggulan RAMA yang berarti Setara dan Aman. Program ini ada di bawah Kementerian Pemberdayaan Mahasiswa dan Gender. Nama ‘Pemberdayaan Mahasiswa’ diambil karena kabinetnya ingin memberdayakan tidak hanya perempun, tapi juga laki-laki.

“Program ini ditujukan agar mahasiswa, baik perempuan maupun laki-laki, semakin aware dengan apa itu kesetaraan gender. Ekosistem kuliah pun diharapkan akan kondusif dan bebas dari masalah kekerasan seksual,” paparnya.

Aqil, Azka, dan 10 Kementeriannya kini tengah mempersiapkan program-program yang dapat mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Aqil menyebut, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kemahasiswaan FTMM untuk meramu program yang mampu meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam agenda Kemendikbud Ristek itu.

Melalui berbagai program tersebut, Aqil berharap satu tahun ke depan ia bersama BEM FTMM mampu menjadi pelopor dan pembangun citra baik FTMM di tingkat universitas maupun nasional. Apalagi Aqil dan kawan-kawan harus bekerja ekstra karena belum memiliki senior di BEM yang bisa menjadi sumber pembimbing.

“Sebagai BEM pertama yang resmi berdiri di FTMM, kami ingin menjadi pondasi bagi penerus kita kelak. Mulai dari birokrasi, administrasi, hingga program unggulan akan kami persiapkan. Semoga kelak kita mampu memfasilitasi dan meningkatkan potensi seluruh mahasiswa FTMM,” tandasnya. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp