Dekan FKM UNAIR Buka Pengabdian Masyarakat Terkait Pengolahan Sampah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dekan FKM UNAIR Dr. Santi Martini, dr., M.Kes. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR mengadakan Webinar Pengabdian Masyarakat Internasional, dengan tajuk “Pengelolaan Sampah Menjadi Berkah, Biaya Kesehatan Murah, Iklim Sehat, Manusia Sehat”, pada Minggu pagi (16/01/2022). Webinar tersebut disiarkan langsung dari lokasi pengabdian, yakni Dusun Sulur, Desa Jagomerto, Kabupaten Nganjuk. Wilayah tersebut kini dicalonkan sebagai Desa Program Kampung Iklim (Proklim), sebuah kompetisi terkait adaptivitas desa dalam menghadapi perubahan iklim.

Sebelum kegiatan tersebut dimulai, webinar tersebut dibuka oleh Dekan FKM UNAIR Dr. Santi Martini, dr., M.Kes., yang juga berada di Desa Jagomerto. Santi mengatakan bahwa kehadiran FKM UNAIR di wilayah tersebut adalah untuk membantu dalam pengarusutamaan pengolahan sampah yang benar dan budaya hidup bersih. Tetapi poin penting yang ia tekankan adalah inovasi di desa tersebut terkait pengolahan sampah.

“Mungkin kita pikir sampah ini merupakan sesuatu yang tidak berharga. Namun di desa ini, sampah yang dikumpulkan dari 1000 rumah tangga ini bisa bernilai sekitar 46 juta/hari. Jadi pengolahannya bisa lebih jauh dari hanya sekadar dijadikan kompos,” ujar epidemiolog itu.

Proses ini merupakan bentuk dari pengejawantahan circular economy, dimana pengambilan profit terkait suatu produk bisa menguntungkan sektor bisnis, masyarakat, dan lingkungan. Santi menekankan bahwa metode yang dicontohkan oleh Sumadi dapat direplikasi di wilayah-wilayah lain.

“Saya berterima kasih kepada IKA Komisariat FKM UNAIR dan Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia karena telah bekerjasama dengan kami agar desa-desa dapat lebih mampu dalam membantu upaya global terkait mitigasi iklim,” tutup Santi.

Sumadi adalah pengusaha lokal di Kabupaten Nganjuk yang membuktikan bahwa pengolahan sampah bisa berprofit puluhan juta. Metode yang ia terapkan adalah memastikan bagaimana sampah tersebut selalu dapat dimanfaatkan/dijual kembali. Untuk sampah non-organik, Sumadi akan menghubungkan ke penjual. Untuk sampah organik, ia membuat suatu metode dimana sampah organik dapat langsung diubah menjadi pupuk atau kompos.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp