Waspada Demam Banjir atau Leptospirosis Saat Musim Hujan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Definisi banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang. 

Demam banjir atau flood fever merupakan sebutan untuk penyakit Leptospirosis karena sering membuat wabah pada saat banjir. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh infeksi Leptospira interrogans semua serotype. Penyakit menular ini adalah penyakit hewan yang dapat menjangkit manusia dan merupakan penyakit zoonosis yang paling sering menyerang di dunia. Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Weil pada tahun 1886. Bentuk berat penyakit leptospirosis dikenal sebagai Weil’s Disease. Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, baik di negara berkembang, negara maju, daerah pedesaan, maupun perkotaan. Leptospirosis ditularkan melalui kontak dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri leptosipra; kontak dengan organ, darah dan urin hewan yang terinfeksi; serta mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Gambar 1. Bakteri Leptospira menggunakan Mikroskop elektron tipe scanning (sumber  id.wikipedia.org)

Riwayat kontak dengan genangan air juga terbukti sebagai faktor risiko kejadian leptospirosis karena bakteri leptospira dapat bertahan hidup di air sampai sekitar satu bulan terutama dalam air tawar. Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kejadian leptospirosis berat yaitu adanya sampah di dalam rumah, curah hujan yang tinggi, jarak rumah dan selokan yang dekat. Faktor perilaku yang terbukti berhubungan dengan kejadian leptospirosis antara lain riwayat kontak dengan tikus, hewan peliharaan, serta kebiasaan mandi atau mencuci di sungai. 

Pencegahan Leptospirosis dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara menjaga keadaan jalan sekitar rumah agar tidak tergenang air, menutup genangan air di sekitar rumah, menghilangkan kebiasaan mandi/mencuci di sungai, menjaga higiene perorangan dan perilaku hidup bersih dan sehat jika melakukan kegiatan sosial seperti kerja bakti, menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boots dan sarung tangan jika melakukan aktivitas di tempat berair.

Penulis: Nurdianti (S2 IPKMV FKH UNAIR)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp