Tidak Hanya Manusia, Kucing Juga Bisa Terkena Anemia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Bola com

Kucing merupakan hewan yang bisa menjadi sahabat manusia. Sejak munculnya wabah virus covid-19, banyak orang yang menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Karena adanya aturan pemerintah saat awal munculnya wabah  untuk dirumah saja, banyak diantara kita tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan orang-orang di sekitar kita. Untuk mengusir rasa bosan dan sepi, minat untuk memelihara kucing semakin meningkat, baik itu kucing domestik maupun kucing ras. Kucing selain sebagai hewan peliharaan dapat menjadi teman bermain dan bercerita. Tingkahnya yang lucu dan menghibur dapat melepaskan stress.

Namun tahukah kamu, untuk memelihara kucing juga memerlukan perawatan yang ekstra. Ancaman penyakit seperti kutu, penyakit kulit seperti jamur, atau penyakit mematikan seperti virus dapat membahayakan kesehatan kucing kesayangan. Masalah yang masih susah untuk diberantas adalah infeksi kutu. Meskipun bukan penyakit yang menimbulkan kematian secara langsung, namun ini sangat mengganggu kesehatan dan aktivitas kucing. Anabul atau anak bulu menjadi sering garuk-garuk dan sering jilat-jilat tubuhnya (over grooming) karena adanya kutu di tubuhnya. Dampaknya akan mengganggu kenyamanan anabul, terlalu sibuk garuk-garuk sehingga menganggu nafsu makan, aktivitas dan waktu istirahatnya.

Nyatanya selain mengganggu aktivitas dan kenyaman kucing, kutu juga dapat menyebabkan penyakit anemia. Ternyata tidak hanya manusia saja ya yang bisa terkena anemia, kucing juga bisa. Melalui gigitan dari kutu dapat menyebarkan dan memasukkan suatu bakteri ke dalam tubuh inangnya yaitu kucing.  Penyakit anemia memang tidak terlalu berbahaya bagi kucing. Namun perlu dicatat bahwa kucing yang memiliki penyakit bawaan seperti penyakit gangguan ginjal kronis, Feline Immunodeficiency Virus (FIV) yang merupakan gangguan sistem imun pada kucing, dan Feline Leukimia Virus (FeLV) yang merupakan penyakit leukemia dapat membahayakan kondisi kesehatan si kucing. Tentu saja ini harus diwaspadai oleh pemilik anabul untuk lebih memperhatikan adanya kutu di tubuh si kucing.

Penyakit ini mudah sekali ditularkan dari satu kucing ke kucing lainnya. Fakta bahwa kutu yang dapat menyebarkan penyakit ini memiliki kemampuan untuk lompat. Kemampuan kutu inilah yang menyebabkan mudahnya penyebaran penyakit ini. Penularan dapat melalui interaksi secara langsung dan melalui darah kucing yang terinfeksi. Kucing yang memiliki akses untuk keluar rumah akan memiliki resiko yang lebih tinggi. Sehingga dapat menyebarkan penyakit ini ke kucing lain yang berada di rumah. Gigitan atau cakaran dari kucing yang terkena organisme ini ke kucing yang sehat, diduga juga bisa menularkan penyakit ini

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma haemofelis ini hidup menempel dan merusak sel darah merah. Sehingga menyebabkan kurangnya pasokan sel darah merah di dalam tubuh kucing yang berakibat anemia. Anemia memiliki definisi penurunan sel darah merah yang bersirkulasi di dalam tubuh dan kadar hemoglobin yang di bawah batas normal. Bakteri pada kucing sendiri menyebabkan anemia hemolitik, dimana didefinisikan sebagai anemia yang disebabkan oleh peningkatan kerusakan sel darah merah atau bisa disebabkan juga oleh suatu gangguan yang berkaitan dengan memendeknya usia eristrosit atau sel darah merah. Oleh sebab itu kucing yang biasanya aktif mendadak menjadi lemas, malas makan dan minum, penurunan berat badan yang drastis, pucat pada bagian gusi dan sclera mata, muntah hingga timbulnya demam. Bila dibiarkan berlama-lama bisa mengakibatkan kematian. Tentu akan sangat sedih jika sampai anabul kita pergi untuk selama-lamanya.

 Kutu kucing juga dapat menyebabkan gejala alergi pada pemiliknya. Kulit yang terasa gatal dan muncul bentol kemerahan salah satu penyebabnya adalah gigitan kutu kucing ini. Penelitian pernah dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri ini dapat ditularkan ke manusia yang memiliki kedeketan dengan kucingnya. Mengejutkan bahwa bakteri yang mirip dengan bakteri pada kucing ini ditemukan pada manusia yang sedang terinfeksi penyakit HIV atau Lupus. Sebuah penemuan yang sangat berguna bagi pemilik hewan untuk lebih perhatian ke kesehatan anabulnya. Terutama pemilik hewan yang memiliki riwayat penyakit gangguan system imun. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa dimasa depan pemilik hewan yang sehat juga dapat tertular bakteri dari kucing ini.

Apakah penyakit ini bisa disembuhkan? Tentu saja bisa dan harus dengan bantuan ahli dokter hewan. Segera periksakan anabul kesayangan apabila timbul gejala-gejala sakit. Agar dokter hewan bisa melakukan pemeriksaan dan juga memberikan pengobatan yang tepat pada kucing. Sebelum terjadi penyakit ini, pemilik hewan juga dapat mencegahnya dengan cara pemeriksaan secara rutin pada tubuh kucing apakah terdapat kutu. Terutama pada kucing ras yang memiliki bulu panjang. Harus lebih sering dilakukan pengecekan untuk memastikan kucing dalam keadaan bersih. Rutin untuk dilakukan grooming di petshop kesayangan, pemberian obat kutu secara rutin, tidak terlalu sering membiarkan kucing keluar rumah, dan kebersihan lingkungan perlu dijaga. Mengingat Indonesia adalah negara tropis, dimana perkembangbiakan kutu sangat cepat. Jadi sedikit sulit untuk membasmi penyebabnya. Hal yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan anabul dan lingkungan. Semoga bermanfaat!

Penulis: Niluh Selly    

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp