Mengenal Lebih Dekat Fitokomponen Tanaman Piper sarmentosum

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Flickr

Siapa yang tidak mengenal dengan tanaman yang satu ini. Masyarakat di Pulau Jawa mengenalnya  sebagai daun karuk, suruh lanang atau cabean. Di Sumatera dikenal sebagai sirih dadu  atau karok. Tanaman karuk merupakan salah satu anggota dari famili Piperaceae. Sepintas daun karuk ini mirip dengan tanaman sirih hijau (Piper betle). Bentuk daunnya seperti jantung, daunnya berwarna hijau muda sampai hijau tua mengkilap. Panjang daun sekitar 7—15 cm dan lebarnya sekitar 0,3—0,5 cm. Habitus tanaman ini adalah  herba tegak dan menjalar, tingginya dapat mencapai 0,25—1 m. Bunga tanaman berumah satu, berbentuk agak bulat. Buah karuk hampir mirip dengan buah berry, bentuknya agak lonjong dan berwarna putih kehijauan. Awalnya tanaman ini termasuk liar yang tumbuh di hutan dan pekarangan. Di negara Thailand dan Philipina tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dan menjadi  ciri khas kuliner di negara tersebut. Saat ini tanaman tersebut sudah mulai dibudidayakan menjadi tanaman hias di pekarangan, di taman jalan atau di pot. Selain dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tanaman ini juga bermanfaat di dalam dunia pengobatan.

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, daun karuk bermanfaat sebagai obat asma, malaria, sakit perut, panu, sakit gigi, susah buang air kecil, pegal linu, menjaga stamina, antibakteri, antimikroba, antioksidan, dan sebagainya. Walaupun daun karuk telah dimanfaatkan di bidang pengobatan, namun informasi terkait kandungan senyawa bioaktif dari daun karuk belum banyak ditemukan. Untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif yang terdapat di berbagai organ dilakukan dengan cara ekstraksi dan analisis senyawa dengan Gass Chromatography Mass Spectrometry (GCMS). Daun, tangkai, batang, buah tanaman karuk dicuci dengan air mengalir, dikeringkan dan dibuat dalam bentuk serbuk, selanjutnya diekstraksi dengan pelarut metanol. Ekstraksi dilakukan dilakukan dengan cara maserasi. Untuk mengetahui jumlah dan jenis senyawa dilakukan uji GCMS.

Berdasarkan hasil analisis GCMS, ekstrak metanol daun karuk, tangkai, batang dan buah masing-masing  mengandung 2, 6, 8, dan 13 senyawa. Ekstrak metanol daun karuk mengandung elemicin dan methoxyeugenol. Ekstrak tangkai karuk mengandung metyleugenol, 5-beta-H-7-beta,10-alpha-selina-4(19),11-diene, gamma selinene, elemicin, n-hexadecanoic acid, dan lineloic acid. Ekstrak batang karuk mengandung safrole, 5-(Hydroxymethyl)-2-furancarboxaldehyde, 3-methyleugenol, elemicin, cis-asarone, methoxyeugenol, N-(2Z)-3-(4-bromophenyl)-3-(3-pyride)-2-propenylidene)methylamine N-oxide, (3-beta, 24.xi)-stigmast-5-en-3ol. Ekstrak buah karuk mengandung safrole, 4-vinylguaiacol, copaene, caryophyllene, alpha caryophyllene, beta selinene, alpha selinene, myristicine, elemicin, methoxyeugenol, dan N-(2Z)-3-(4-bromophenyl)-3-(3-pyridyl)-2-propenylidene)methylamine N-oxide.

Senyawa yang paling banyak kelimpahannya di dalam ekstrak metanol daun, tangkai dan batang  adalah elemicin, masing-masing sebesar  8,83%; 6,73% dan 5,20%. Senyawa dominan yang terdapat di dalam ekstrak metanol buah karuk adalah myristicin yaitu 77,56%. Senyawa elemicin ditemukan juga pada tanaman pala dan wortel, serta diketahui mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Myristicin dapat juga ditemukan pada pala, adas, peterseli, dan sebagainya. Kedua senyawa ini juga diketahui mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antiinsektisida. Senyawa hexadecanoic acid juga mempunyai aktivitas biologi sebagai antioksidan, antiinflamasi, hipokolesterolemia, nematisida, pestisida, larvarida. Methyleugenol mempunyai aktivitas biologi sebagai antifungi dan antioksidan.

Tanaman ini selain mengandung senyawa elemicin dan myristicin juga mengandung metabolit sekunder lain yaitu alkaloid, amida, lignan, fenilpropanoid, tannin, sterol, neolignan, fenol, asam askorbat, saponin, polifenol, flavanoid serta minyak atsiri. Kandungan lainnya yang terdapat pada karuk antara lain kalsium, kalium, magnesium, karoten, niacin,xantofil,  vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C. 

Berdasarkan penelusuran pustaka, daun karuk diketahui mempunyai khasiat sebagai peluruh lendir, akarnya berkhasiat sebagai peluruh kencing dan mengatasi batu empedu. Tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai obat asma, obat penyakit kulit seperti panu, mengatasi sakit perut, obat malaria, meringankan nyeri tulang dan nyeri pada gigi. Untuk mengobati batuk dan asma dilakukan dengan mengambil 10 lembar daun karuk segar, dicuci hingga bersih direbus dengan 3 gelas air selama lebih kurang 30 menit, disaring dan diminum sehari dua kali setiap pagi dan sore. Rebusan akar daun karuk dapat meluruhkan air seni. Untuk pengobatan sakit perut dengan menggunakan rebusan buah karuk. Selain itu dapat juga dengan menggunakan akar daun karuk.ya dicuci bersih dan diseduh dengan air mendidih, dan dikonsumsi saat hangat.

Penulis: Dr. Junairiah, S.Si., M.Kes.

Judul: Phytochemical in the methanol extract of Piper sarmentosum

Link Artikel: http://www.envirobiotechjournals.com/journal_details.php?jid=3

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp