Gerak Cepat Alumni UNAIR di Amerika Serikat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Pada tanggal 19 Desember 2021 malam saya mengikuti acara peresmian IKA UNAIR pengurus cabang internasional Amerika Serikat lewat Zoom. Banyak kebanggaan yang muncul dalam acara yang dibuka Ketua Umum IKA UNAIR Bu Khofifah Indar Parawansa dan dihadiri Wakil Rektor UNAIR bidang Akademik, Mahasiswa dan Alumni Prof. Bambang Sektiari, para dekan, dan alumni itu. Ibu Khofifah dalam sambutan pembukaannya mengatakan begitu pentingnya keberadaan alumni UNAIR di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, untuk menjadi jembatan bagi perkembangan almamater dan Indonesia. Apalagi, menurut beliau, penemuan vaksin Merah Putih dari UNAIR memerlukan lobi-lobi yang intensif ke level internasional, tertutama di Amerika Serikat.

Kebanggaan yang saya maksud itu antara lain bahwa acara itu juga dihadiri oleh His Excellency Wakil Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Bapak Iwan Freddy yang notabene adalah alumni Hubungan Internasional FISIP UNAIR. Kita mencatat banyak diplomat RI yang menduduki jabatan penting di berbagai negara, seperti duta besar, wakil duta besar, dan lainnya yang merupakan alumni UNAIR. Tentu, sebagai alumni UNAIR saya punya obsesi suatu saat jabatan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia berasal dari alumni UNAIR.

Pak Wakil Dubes mengatakan bahwa keberadaan alumni UNAIR di negara Adidaya ini merupakan bentuk apresiasi berbagai pihak di AS terhadap kiprah gemilang para alumni UNAIR. Menyinggung soal vaksin, beliau menjelaskan bahwa saat ini seluruh negara di dunia melakukan diplomasi vaksin dan economic recovery. Dan Indonesia salah satu negara yang melakukan diplomasi itu. Hasilnya memang bagus, negara Amerika Serikat – sebagai dampak dari diplomasi bilateral dengan Indonesia – menyumbang 25,4 juta vaksin kepada Indonesia dan merupakan sumbangan AS terbesar kedua di dunia. Selain itu, Kedutaan Besar RI di Amerika Serikat selalu melakukan promosi keberhasilan Indonesia perihal vaksin sekaligus menunjukkan kemandirian bangsa Indonesia dalam memproduksi vaksin. Semua itu memerlukan lobi, kerja sama yang bagus dari pihak Indonesia, dan peranan keberadaan IKA UNAIR pengurus cabang internasional di AS.

Baca Juga: Resmi Dilantik, IKA Cabang US Persiapkan Program Kolaborasi Bisnis hingga Student Exchange

Kebanggaan kedua adalah para pengurus IKA UNAIR Amerika Serikat memiliki track records pengalaman yang gemilang di level internasional, seperti ning Dian Lir Waidhiati – sebagai Consulting, Founder Business Adviser; Ning Ari Sufiati – seorang senior project manager di perusahaan tingkat dunia Apple; cak Daddy Isherdianto di DHLglobal forwarding; Prof. Lucy Lim yang menjadi dosen di Howard University di Washington DC (saya pernah mengunjungi universitas ini yang dalam sejarahnya didirikan untuk masyarakat African American); dan cak Robertus H. Kunang.

Yang menarik menurut ning Dian, jumlah alumni UNAIR yang ada di AS dan Kanada sekitar 100 orang, dimana 80-nya berada di AS dan kebanyakan dari Fakultas Ekonomi dan FISIP UNAIR. Beberapa di antaranya satu jurusan dengan Rektor Unair Prof. Nasih dan mantan menteri ESDM cak Dr. Jonan yaitu jurusan Akutansi seperti ning Dian FE Akuntan ’90; cak Daddy Isherdianto FE Akuntan ‘96; Prof. Lucky Lim FE akuntan ‘94. Sementara ning Ari Sufiati alumni Fisip ’94 dan cak Robertus dari FK UNAIR.

Kebanggaan berikutnya adalah soal profesionalisme. Ning Dian menjelaskan bahwa pengurus yang baru dilantik ini adalah tim ‘babat alas’ membuka negara Super Power ini untuk perkembangan almamater UNAIR sekaligus membantu UNAIR mencapai ranking dunia. Sebagai tim babat alas, para alumni UNAIR di AS tidak ingin punya program yang muluk-muluk, tapi program yang strategis dan cepat dilaksanakan. Moto “Dream Big, Act Now” benar-benar dijalankan dan itu mencerminkan profesionalisme alumni yang memiliki international exposure. Hal ini nampaknya mengikuti wanti-wanti cak Dr. HC Ignasius Jonan, Ak bahwa, “Banyak pemimpin yang kaya akan gagasan atau ide, namun miskin dalam hal eksekusinya”.  Karena itu, di tahun 2022, teman-teman alumni AS memiliki program antara lain Global Experience, Career Service,  General Affairs, Academic Opportunities, dan Medical Affairs. Dari banyak program itu di antaranya adalah upaya mencari dana untuk membiayai satu mahasiswa yang diberangkatkan ke Amerika Serikat untuk mendapatkan pengalaman internasional.

Yang tak kalah membanggakan adalah soal kecepatan bertindak (tidak omdo alias omong doing, atau NATO alias No Action Talks Only). Hal ini ditunjukkan oleh cak Wakil Dubes ketika berdiskusi dengan ning Ketum IKA UNAIR tentang ekspor ke AS produk-produk UMKM Jawa Timur terutama furniture dan perhiasan dalam rangka membantu perekonomian Jawa Timur. Yang mulia cak Wakil Dubes menawarkan pada ketua umum IKA UNAIR untuk menyelenggarakan virtual meeting dengan para pelaku bisnis dari kalangan UMKM yang bergerak di bidang kedua industri itu. Dan tidak tanggung-tanggung, beliau menginginkan virtual meeting itu minggu depan dan nanti ada pejabat dari KBRI yang akan memberikan materi bagaimana masuk ke pasar Amerika Serikat. Saya pikir tawaran itu diselenggarakan bulan depan atau kapan-kapan, ternyata mintanya MINGGU DEPAN – hal ini menunjukkan kecepatan bertindak alumni UNAIR di Amerika Serikat.

Ning Ketum IKA UNAIR sangat antusias menerima tawaran itu dan ‘memberi tantangan’ kepada cak Sekjen IKA UNAIR Indra Fauzi dan teman-teman IKAFE UNAIR untuk menindaklanjuti tawaran itu karena soal yang dibahas menyangkut persoalan bisnis dan ekonomi. (*)

Berita Terkait

Ahmad Cholis Hamzah

Ahmad Cholis Hamzah

Contributor of Media UNAIR, Alumni of Faculty of Economics Airlangga University’73 and University of London, UK.