Buah Busuk dan Rumen Sapi sebagai Mikroorganisme Lokal untuk Pembuatan Kompos

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Pinterest

Kompos adalah hasil penguraian sebagian/tidak sempurna dari suatu campuran bahan organik yang dapatdipercepat secara artifisial dengan populasi berbagai mikroba di tempat yang hangat, lembab, dan aerobik. Pengomposan dilakukan dengan menggunakan sampah organik secara aerobik dan secara anaerob. Kompos adalah sebutan untuk pupuk organik buatan yang dibuat dari proses penguraian sisa-sisa makhluk hidup (tumbuhan atau hewan). Produksi kompos meniru proses pembentukan humus alami. Melalui rekayasa lingkungan, produksi kompos dapat dipercepat menjadi 30 – 90 hari. Durasi ini lebih cepat dari kecepatan pembentukan humus alami .Proses pengomposan secara alami membutuhkan waktu yang cukup lama. Membutuhkan waktu 2 – 3 bulan. Beberapa kompos alami membutuhkan 6– 12 bulan tergantung bahan baku. Pengomposan adalah proses mikroba untuk menguraikan bahan organik secara biologis dengan menggunakan bahan organik sebagai sumber energi. Proses pengomposan alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan, salah satunya dengan menggunakan aktivator, agar pengomposan lebih banyak terjadi secara cepat dan efisien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama fermentasi buah busuk dan rumen sapi terhadap kualitas mikroorganisme lokal dan kompos. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dan 2 kadar buah busuk dan konsentrasi rumen sapi, 150 gram dan 250 gram. Parameter yang diamati adalah karakteristik biologis (populasi bakteri) dankarakteristik kimia (pH, karbon (C), Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) . dan karbon / nitrogen(C/T))

Morfologi yang diperoleh dari penelitian ini diperoleh dari bioaktivator rumen buah/sapi busuk yang diperoleh dariBacillus sp. sebanyak 3,05 × 102, Azospirillum sp. sebanyak 1,3 × 106, pelarut P. sebanyak 2,3 × 105, selulolitikmikroba. sebanyak 6,65 × 105 isolasi bakteri adalah mengambil atau mengeluarkan mikroba dari lingkungan di alam dan menumbuhkannya sebagai kultur murni dalam media buatan. Semakin banyak mikroorganisme dalam suatu bahan,semakin cepat proses dekomposisi organik. Mikroorganisme lokal (MOL) berfungsi sebagai bahan utama untuk mempercepat proses pengomposan bahan organik

Dari penelitian ini dilakukan analisis kualitas pelarut mikroorganisme lokal (MOL) dan kompos dari buah busuk dan rumen sapi, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi buah busuk dan rumen sapi serta lama fermentasi memiliki efek yang tidak signifikan pada faktor tunggal, terutama kandungan pelarut MOL. Populasi bakteri terbesar di MOL pelarutnya adalah mikroba selulolitik. pH terbaik difermentasi selama 20 hari. Suhu tertinggi difermentasi selama 20 hari. Kandungan C organik tertinggi dengan konsentrasi 250 gram yang difermentasi selama 10 hari. Kandungan tertinggi N dengan konsentrasi 150 gram yang difermentasi selama 10 hari. Sedangkan pada kompos diperoleh sebanyak 150 gram sampel difermentasi selama 20 hari. Kandungan tertinggi difermentasi selama 10 hari. Di samping itu,kandungan P tertinggi dalam kompos ditemukan pada sampel fermentasi 20 hari. K tertinggi dalam 250 gramsampel difermentasi selama 10 hari. Sedangkan pada kompos terdapat pada sampel 150 gram yang difermentasi selama 20 hari. Rasio C/N terbaik dengan konsentrasi 150 gram difermentasi selama 20 hari. Sedangkan pada kompos,ditemukan pada sampel dengan konsentrasi yang sama yang difermentasi selama 10 hari.

Penulis: Nurina Fitriani

Artikel ini dapat diakses pada: https://publisher.uthm.edu.my/ojs/index.php/ijie/article/view/6381/4309

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp