Membangun Komunikasi yang Efektif dalam Keluarga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog.

UNAIR NEWS – Komunikasi merupakan hal yang sangat krusial dalam kehidupan manusia. Manusia akan selalu melakukan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Di era digital ini, seseorang akan dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain yang berjauhan dengannya. Adanya komunikasi pun bisa menjadikan suatu informasi dapat tersampaikan dari satu orang ke orang yang lain dengan lebih mudah.

Selain mempermudah seseorang dalam menyampaikan informasi, komunikasi ternyata menjadi salah satu indikator kesehatan mental dalam keluarga. “Karena berbagai macam persoalan dalam keluarga biasanya disebabkan karena adanya komunikasi yang kurang efektif,” ungkap Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes., Psikolog. pada webinar kesehatan mental yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Jumat (3/12/2021).

Dosen bidang Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental di FPsi UNAIR itu menjelaskan pentingnya relasi yang positif dalam komunikasi antar anggota keluarga. “Ketika relasi dalam keluarga sudah positif, maka komunikasi juga bisa dibangun secara positif sehingga mungkin komunikasi yang kurang efektif tetap bisa dipersepsikan secara positif,” paparnya.

Terdapat beberapa cara untuk membangun komunikasi yang efektif, di antaranya adalah menjadi pendengar yang baik. Menurut Prof. Nurul, hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Pasalnya, setiap anggota keluarga tentu mempunyai kesibukan masing-masing. “Ada anak yang ingin bercerita namun ibunya kelelahan setelah bekerja. Akhirnya, ibunya ogah-ogahan dalam mendengarkan cerita anaknya,” ungkap Prof. Nurul.

Strategi lain dalam membangun komunikasi yang efektif dalam keluarga di antaranya adalah menggunakan bahasa yang positif, termasuk kepada anak-anak. Dengan menggunakan tata bahasa yang positif, akan terbangun emosi dan perilaku yang positif pula. “Penting juga untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta tidak mendominasi percakapan,” tambah Prof. Nurul.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah memperhatikan ungkapan-ungkapan nonverbal. “(Ungkapan nonverbal, Red) sangat-sangat mungkin jauh memberikan isyarat dibandingkan bahasa secara frontal. Utamanya pada anak-anak yang jaraknya jauh, orang tua pastinya harus mampu menempatkan diri sejajar dengan mereka,” tegas Prof. Nurul.

Membangun komunikasi yang efektif dalam keluarga juga dapat dilakukan dengan memahami karakteristik masing-masing anggota keluarga. “Kita punya karakter yang tidak sama meskipun berada dalam satu keluarga sehingga berkomunikasi harus punya strategi yang berbeda,” jelas Prof. Nurul.

“Ketika kita memahami karakteristik dari masing-masing anggota keluarga, harapannya kita akan jauh mengenal dan memahami karakter mereka. Kalau kita sudah paham karakternya, maka akan memudahkan kita untuk membangun relasi atau komunikasi secara efektif,” pungkasnya. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp