Cerita ‘Jualan Anak Asrama’ yang Menang KMI 2021

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tim ‘Jualan Anak Asrama’ meraih juara III dalam ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) 2021 Kategori KBMI Jasa dan Perdagangan. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Tim mahasiswa Universitas Airlangga berhasil menyabet juara III dalam ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) 2021. Mereka ialah Milyani Rizqiyah Ma’asya Nusi, Syfrina Nur Aini, Fathoni Ivan Baskara, dan Fadhilla Amani Rindawan.

Ketiganya menjual beberapa kebutuhan kosmetik dan skincare. Penjualannya melejit bahkan video promosi di TikTok mencapai 1,6 miliar views.

Owner bisnis yang kerap disapa Asya menceritakan latar belakangnya menjual produk kecantikan. Ide jualan itu bermula dari keinginan mandiri secara finansial.

“Awalnya mikir, kayaknya enak kalau bisa ngehasilin uang sendiri, dan seiring berjalannya waktu, saya nemu pasar yang klik, yaitu skincare,” tegasnya.

Lebih lanjut, Asya menambahkan alasan pemberian nama toko “Jualan Anak Asrama”. Nama itu digunakan lantaran dirinya kerap dipanggil ‘anak asrama’ sewaktu SMA.

Menyoal juara yang didapatkannya itu diakui Asya bukan tanpa hambatan. “Waktu itu ada masker organik abal-abal yang diproduksi non pabrik dan ditangkap polisi. Padahal saya tidak menjual brand tersebut, tapi tetap saja  terdampak. Hampir semua brand masker organik penjualan turun,” jelas Asya.

Namun, hal itu tidak menyurutkan antusias Aasya dalam berbisnis. Jualan Anak Asrama yang telah berdiri sejak 2019 itu membawa diferensiasi bisnis mengenai cara pengayoman pada customer.

“Saya selalu memberi gift kepada customer, baik customer lama maupun baru. Selain itu sering banget ngeracunin di story Instagram dan memberi kebebasan berkonsultasi mengenai masalah kulitya,” katanya.

Ia juga membongkar kiat-kiat presentasi selama KMI, bahwa selama pemaparan dikemas dalam bentuk talkshow, sehingga tidak monoton. Selain itu, fokusnya selama expo yaitu menciptakan rasa nyaman ke para pengunjung dengan memberi venue games.

Sebagai penutup, ia mencoba menularkan aura positifnya dengan tidak membanding-bandingkan pencapaian personal.

“Orang itu punya jalan kerennya masing-masing. Entah itu lewat bisnis, entah itu lewat organisasi, atau yang lainnya. Jadi ikuti saja naluri berdasarkan apa yang kalian cari,” tutup Asya. (*)

Penulis : Viradyah Lulut Santosa

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp