Wagub Jatim Paparkan Strategi Kebangkitan Jatim Menghadapi Pandemi Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Wakil Gubernur Jawa Timur H. Emil Elestianto Dardak, Ph.D saat memaparkan materi pada Kuliah Tamu “Kebangkitan Ekonomi Jawa Timur di Tengah Pandemi Covid-19”.

UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu yang terdampak adalah sektor ekonomi. Menanggapi masalah tersebut, Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) menyelenggarakan kuliah umum pada Senin (15/11/2021).

H. Emil Elestianto Dardak, Ph.D hadir sebagai pemateri dalam kuliah tamu bertajuk “Kebangkitan Ekonomi Jawa Timur di Tengah Pandemi Covid-19”. Menurutnya, kondisi Covid-19 selama ini justru memaksa manusia untuk lebih produktif di tengah keterbatasan dan memaksimalkan penggunaan teknologi digital.

“Kondisi Covid-19 kita harapkan bisa mengubah budaya kerja masyarakat menjadi lebih efisien,” tuturnya.

Perekonomian Jawa Timur (Jatim) merupakan salah satu perekonomian terbesar kedua di Indonesia, setelah DKI Jakarta. Saat ini, Jawa Timur telah menyumbang seperenam perekonomian Indonesia. Jatim menjadi penyumbang hampir seperempat dari industri dan hampir seperlima dari perdagangan yang terjadi di seluruh Indonesia.

“Lokasi Jatim sangat strategis menghubungkan ke Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Maluku hingga Papua,” jelasnya.

Wakil Gubernur Jatim itu menerangkan bahwa manufacturing merupakan penyumbang terbesar perekonomian di Jatim. Sebanyak 30 persen perekonomian Jatim berasal dari manufacturing. Oleh karena itu, pada saat Covid-19, langkah awal yang Jatim lakukan adalah memastikan bahwa industri bisa berjalan dengan baik.

“Kita mengusahakan agar pabrik jangan sampai tutup, karena perekonomian terbesar Jawa Timur berasal dari manufacturing,” terangnya.

Sementara itu, data menunjukkan bahwa saat ini sebanyak 80 persen orang berdagang mulai go online. Para pelaku UMKM mulai melakukan penjualan secara digital. Namun, dengan beralih ke online shop, tidak secara otomatis membuat dagangan UMKM menjadi cepat laku.

“Begitu pelaku UMKM pergi ke digital, saingannya pun menjadi semakin banyak. Untuk itu, mereka harus bisa memiliki daya tarik visual pada produk yang dijual,” jelasnya.

Untuk membantu UMKM go digital, Jawa Timur mulai menggencarkan program Milenial Job Center. Ribuan talenta-talenta dari millenial akan membantu UMKM agar bisa memperbaiki foto produk, membantu membuat konten hingga membantu digital marketing.

“Jatim berusaha untuk menjodohkan ribuan talenta muda dengan UMKM yang membutuhkan transformasi digital,” paparnya.

Akan tetapi, karena para milenial ini masih baru dan belum teruji pengalaman profesionalnya, mereka akan didampingi oleh mentor. Ada ratusan mentor yang mendampingi para milenial yang memiliki skill di bidang digital marketing.

“Dengan digital marketing, pelaku UMKM akan dibantu untuk menggunakan Facebook ads, social media management dan lain sebagainya untuk bisa mendorong penjualan digital UMKM yang market-nya hampir unlimited,” tutupnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor  :  Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp