Mortalitas pada Hidrosefalus Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Healthline

Hidrosefalus merupakan kelainan sistem saraf pusat yang paling umum terjadi baik pada bayi, anak, maupun remaja.  Hidrosefalus adalah kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi yang membesar secara tidak normal. Kondisi ini bisa terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak. Bisa dikatakan bahwa hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak (ventrikel) sehingga menyebabkan otak membengkak. Normalnya, cairan serebrospinal ini akan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang lalu diserap oleh pembuluh darah.

Prevalensi hidrosefalus di Indonesia mencapai 10 permil per tahun, dengan insiden berkisar antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran.  Hidrosefalus dapat disebabkan oleh berbagai faktor prenatal maupun perinatal yaitu kebiasaan merokok selama kehamilan, hipertensi kronis maternal, pre-eklampsia, eklampsia, konsumsi alkohol selama kehamilan, dan diabetes mellitus gestasional. Kasus hidrosefalus merupakan suatu kondisi yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang tepat, karena dapat menyebabkan konsekuensi serius berupa defisit motorik maupun sensorik, terganggunya fungsi kognitif, disfungsi endokrin, epilepsi, depresi, hingga dapat menimbulkan mortalitas. Data internasional menyatakan bahwa 0-3% anak mengalami mortalitas akibat hidrosefalus dan penanganannya. Terdapat penyebab mortalitas hidrosefalus yang dibagi menjadi dua, yaitu penyebab terkait shunt dan penyebab tidak terkait shunt. Penyebab terkait shunt meliputi tipe shunt dan malfungsi shunt, sementara penyebab tidak terkait shunt meliputi infeksi (meningoensefalitis, ensefalitis, meningitis, pneumonia, dan sepsis), myelomeningocele, perdarahan intra ventrikel, dan tumor. Mortalitas pasien hidrosefalus dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu usia yang sangat muda saat dilakukan tindakan pembedahan, kejadian prematur, post meningitis hidrosefalus, spina bifida, dan obstruksi shunt.

Penelitian di Surabaya menunjukkan angka kejadian mortalitas pada pasien anak dengan hidrosefalus di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2014 hingga September 2016 sebesar 17,97%. Gagal nafas dan edema otak  merupakan faktor risiko terjadinya mortalitas pada pasien anak dengan hidrosefalus.  Penelitian berikutnya dengan menggunakan variabel lebih bervariasi dan jumlah subjek lebih banyak dibutuhkan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap mortalitas pasien anak dengan hidrosefalus.

Penulis: Prastiya Indra Gunawan

Informasi detail bisa dilihat pada tulisan kami di:

https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1843

Nabila Fitri Ariyati, Prastiya Indra Gunawan, Florentina Sustini. Profil Klinis dan Faktor Risiko Mortalitas pada Anak dengan Hidrosefalus di RSUD dr Soetomo Surabaya. Sari Pediatri  2021;22(6): 364-70. DOI:  http://dx.doi.org/10.14238/sp22.6.2021.364-70

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp