RSTKA: Lompatan Raksasa untuk Kemanusiaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

dr. Agus Harianto pada tanggal 20 September 2021 meng-upload foto bayi yang baru lahir di Whatsapp (WA) Group Alumni UNAIR dengan kalimat “Bayi ke-39 lahir di Kamar Operasi RS Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA)”. Lalu pada tanggal 23 September 2021 ada susulan foto bayi di WA grup ini dengan informasi lahir bayi ke-40 di RSTKA pukul 12.52 WIB di Pulau Sapeken Kepulauan Sumenep. Memang Rumah Sakit Terapung ini sedang melakukan bakti sosial di Kepulauan Sumenep Madura dan sebelumnya pernah di beberapa pulau di Indonesia Timur.

dr. Agus Harianto adalah junior saya di PCMI (Purna Caraka Muda Indonesia), sebuah organisasi alumni pertukaran pemuda ke luar negeri dan Paskibrata adalah salah satu pionir pembangunan Rumah Sakit Terapung ini bersama dengan beberapa alumni Fakultas Kedokteran UNAIR. Dia punya pengalaman panjang menangani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di pulau-pulau terpencil di Maluku. Berita lahirnya bayi-bayi di Sumenep itu merupakan bukti bakti sosial RSTKA di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan.

Saya merasa bangga dan berdetak kagum ketika sahabat-sahabat saya alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mempunyai ide mulia membuat Rumah Sakit Terapung agar bisa memberi pelayanan medis pada warga yang berada di tempat-tempat terpencil. Sebab, saya menyaksikan sendiri betapa sulitnya menjangkau tempat seperti itu di berbagai pulau di Nusantara ini.

Saya juga bangga dan malu ketika alumni FKUA seperti DR. dr. Pujo Hartono, Sp.OG melontarkan ide bahwa Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga tidak hanya mempunyai misi untuk memberi pelayanan medis di pulau-pulau terkecil dan terluar, namun bisa dipakai untuk pengabdian masyarakat secara  in inter-disiplin keilmuan. Sebagai contoh, alumni dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis bisa melakukan penelitian tentang kondisi dan potensi ekonomi soal kemiskinan, ketenagakerjaan di pulau-pulau itu. Alumni dari fakultas lain juga bisa melakukan baktinya sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Jadi nantinya RST Ksatria Airlangga ini menjadi tempat untuk melakukan “Integrated Social Services” bagi para alumni. Saya bangga karena alumni kedokteran mempunyai gagasan yang briliyan itu dan saya malu karena gagasan itu tidak muncul dari alumni FEB seperti saya.

Karena ide RST Ksatria Airlangga bisa dipakai sarana untuk melakukan penelitian dan kajian di pulau-pulau terkecil dan terluar dengan sudut pandang dari muti disiplin sangatlah briliyan. Para ahli dan alumni Universitas Airlangga dapat mengamati dan memberi solusi yang jitu akan masalah, Apakah terjadi pertumbuhan dan pemerataan yang bersamaan di suatu pulau-pulau kecil?. Apakah terjadi kelangkaan dokter atau tenaga medis lainnya di suatu wilayah yang memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi? Apakah merata tingkat pendidikan, tingkat kepemilikan listrik dan air bersih perkapita? Dan sebagainya. RST Ksatria Airlangga tidak hanya menyapa pulau-pulau terluar dan terpencil dengan pelayanan kesehatan, tapi juga mampu memberi solusi penghapusan disparitas pembangunan bangsa ini secara komprehensif.

Kalau dilihat dari segi ukuran, memang Kapal RST Ksatria Airlangga itu kecil, bahkan boleh dikatakan sak uprit bila dibandingkan dengan Kapal Rumah Sakit milik negara Adidaya Amerika Serikat USNS (United States Navy Ship) Mercy yang panjangnya 272,49 meter, atau milik TNI AL Rumah Sakit Dr. Soeharso yang panjangnya 122 meter. Sementara RST Kstaria Airlangga hanya 30 meter.

Namun ide pendayagunaan RST Ksatria Airlangga untuk ikut membantu menyelesaikan tantangan pembangunan nasional secara komprehensif, tidak hanya dari perspektif pelayanan kesehatan saja, itu merupakan ide besar bahkan ide raksasa. Kalau boleh penulis mengadopsi kalimat terkenal dari Astronot Amerika Serikat Neil Amstrong ketika mendarat di bulan tahun 1969 dan terdengar di Bumi: “That’s one small step for a man, one giant leap for mankind”- atau “Langkah kecil bagi manusia, (tapi) lompatan raksasa bagi kemanusiaan”

Jadi bagi saya RST Ksatria Airlangga, meskipun sak uprit, tapi lompatan raksasa bagi kemanusiaan.

Berita Terkait

Ahmad Cholis Hamzah

Ahmad Cholis Hamzah

Contributor of Media UNAIR, Alumni of Faculty of Economics Airlangga University’73 and University of London, UK.