FKM UNAIR Bersama Pusat Riset Keselamatan Pasien Adakan Pelatihan Keamanan Pengobatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sesi diskusi peserta dan pembicara dalam acara Pelatihan Keamanan Pengobatan untuk Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sobo. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR bersama Pusat Riset Keselamatan Pasien mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat  “Peningkatan Peran Tenaga Kesehatan dan Masyarakat dalam Mencegah Insiden terkait Kesalahan Pengobatan: Pendampingan di Puskesmas Sobo, Banyuwangi”. Pengmas tersebut terdiri dari serangkaian kegiatan yang dimulai dari survei, dilanjut dengan webinar berjudul “Keamanan Pengobatan untuk Masyarakat Awam” pada 11 September lalu, dan terkahir pelatihan mengenai keamanan pengobatan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Sobo, Banyuwangi. Dengan memperhatikan protokol kesehatan pelatihan tersebut dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Kamis siang (22/09).

“Terimakasih sebanyak-banyaknya kepada tim pengmas yang telah bersedia memberikan pengetahuan baru kepada kami. Kami ucapkan juga terimakasih kepada pemateri yang nanti akan memberikan ilmunya tentang keamanan pengobatan. Semuanya semata-mata untuk masyarakat karena kegiatan kita mengenai keamanan pengobatan bagi pasien sangat penting, karena itulah yang menjadi tugas bagi kami selaku tenaga kesehatan yang melaksanakan,” ungkap Dadang Tripitoko, Skep.MSi., dalam sambutannya selaku Kepala Puskesmas Sobo.

Kegiatan pelatihan tersebut mengundang salah satu dosen dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yakni Apt. Elida Zairina, MPH, PhD selaku narasumber yang akan menjelaskan materi dengan topik “Improving Medication Safety”.

Berdasarkan keterangan Inge Dhamanti, SKM, M.Kes, MPH, PhD selaku ketua pengabdian masyarakat, dipilihnya topik mengenai keamanan pengobatan didasari pada riset yang menunjukkan tingginya kasus terkait medication error.

“Jadi itulah mengapa kita berpikir bahwa isu ini penting untuk diangkat. Nah, yang menjadi masalahnya adalah tidak semua kejadian terkait kesalahan pengobatan ini dilaporkan. Jadi mungkin kita melihat di suatu instansi itu tidak ada kasusnya karena tidak ada yang dilaporkan padahal kejadian yang terjadi itu mungkin sebenarnya ada,” terangnya.

Selain itu, sambung Inge, juga diperlukan untuk membentuk suatu sistem yang tertata cukup baik dalam pelayanan kesehatan. Karena sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi kasus medication error, namun bisa difokuskan pada pengetahuan dari tenaga kesehatan maupun pasien dan keluarga pasien yang menjadi kunci penting dalam pencegahan terjadinya insiden medication error.

Hal tersebut juga didukung oleh hasil survei kepada tenaga kesehatan puskesmas Sobo yang dilakukan dalam rentang waktu 4-20 Agustus 2021. Survei tersebut bertujuan untuk menggali kondisi tentang medication safety di Puskesmas Sobo sebagai bagian dari kegiatan pengmas kerjasama antara Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan Pusat Riset Keselamatan Pasien dengan Puskesmas Sobo.

Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tenaga kesehatan mengenai keamanan pengobatan pasien dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengobatan. Sehingga dapat menjamin kesejahteraan dan keselamatan masyarakat. Karena pada dasarnya tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah sebagai bentuk dukungan dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang ketiga yaitu “Good Health and Wellbeing”.

“Saya sangat berharap bahwa kolaborasi ini bisa berlanjut karena juga sebagai peran kita sebagai perguruan tinggi haruslah memiliki kontribusi yang bermanfaat kepada masyarakat. Dan harapannya semoga kami dapat berkolaborasi dengan puskesmas-puskesmas lain di Banyuwangi terkait keselamatan pasien,” pungkasnya.

Penulis: Tyas Ratna Manggali

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp