UNAIR NEWS – Dua mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) mengharumkan nama almamater di tingkat nasional. Astandi Dinoryan dan Nuria Latifah berhasil menorehkan prestasi sebagai Juara I dalam Lomba Essay Tingkat Nasional (LESTIN) 2021.
Astandi Dinoryan selaku ketua tim menuturkan bahwa LESTIN merupakan lomba esai tingkat nasional yang diadakan oleh Institut Agama Islam Negeri Salatiga. LESTIN mempertemukan 38 tim dari berbagai universitas di Indonesia.
Astandi, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa motivasi terbesar tim dalam berprestasi adalah untuk membanggakan kedua orang tua dan membanggakan nama UNAIR di kalangan mahasiswa se-Indonesia. Saat tiba sesi pengumuman pemenang, tim sangat terkejut melihat hasil pengumuman tersebut.
“Alhamdulilah, kami mendapat juara 1. Rasa syukur dan terima kasih benar-benar kami ucapkan kepada Allah SWT dan juga kepada orang tua serta seluruh semua rekan yang selalu mensuport kami,” tuturnya.
Proses tim dalam membangun kerja sama memang mudah-mudah susah. Dalam membangun kerja sama, tim harus saling saling satu sama lain, saling menghargai waktu dan saling tepat waktu dalam mengerjakan tugas.
“Di awal, kita membuat kerangka dulu mulai dari pendahuluan sampai penutupan. Kita bagi semuanya, sejak pendahuluan sampai penutupan, kita kerjakan sesuai kerangkanya,” terangnya.
Satu hal yang tidak kalah penting menurut Astandi adalah harus saling menghormati antar anggota. Tim harus saling menerima masukan dan saran serta saling membantu apabila ada yang menghadapi kesulitan.
Sementara itu, Nuria Latifah menyampaikan bahwa dari setiap kejuaraan yang diraih, UNAIR selalu memberikan apresiasi tinggi. Pusat Pendampingan Prestasi Mahasiswa (P3M) FEB UNAIR memberikan program pelatihan, pembimbingan, dan uang pembinaan.
“FEB UNAIR melalui P3M memberikan berbagai dukungan sebagai fasilitas mahasiswa untuk terus aktif dan membawa nama baik UNAIR di berbagai ajang perlombaan,” terangnya.
Inisiasi Aplikasi SYANOSHIP
Dalam karya tulisnya, tim membahas topik tentang cara mengoptimalkan sektor UMKM melalui dana zakat dan wakaf produktif. Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045. Namun, pandemi Covid-19 telah membuat UMKM yang merupakan sektor penting terdampak dan mengalami permasalahan serius pada pembiayaan.
Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, pengangguran serta bonus demografi Indonesia di tahun 2045. Melalui permasalahan tersebut, tim menghadirkan inovasi digitalisasi bernama SYANOSHIP (Sharia Innovative Etrepreneurship).
“Konsep idenya yaitu membantu para UMKM dalam pembiayaan dengan mengoptimalkan potensi zakat dan wakaf produktif di Indonesia,” jelasnya.
Wakif, muzaki, dan para pelaku UMKM akan dipertemukan menjadi satu dalam aplikasi SYANOSHIP. Aplikasi tersebut juga mengintegrasikan empat lembaga penting yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Wakif Indonesia (BWI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT).
“Empat lembaga tersebut diintegrasikan dalam pengelolaan zakat dan wakaf produktif. Dalam transaksinya, akad yang digunakan adalah akad qardh atau pinjaman,” terangnya.
Selain membantu dalam pembiayaan UMKM, terdapat juga sisi edukasi masyarakat akan pentingnya zakat dan wakaf. Melalui karya tulisnya, tim ingin mengoptimalkan sektor UMKM dengan memberikan kemudahan pembiayaan melalui zakat dan wakaf produktif.
Sektor UMKM memegang hal penting dalam perekonomian Indonesia. Melalui inovasi aplikasi SYANOSHIP, tim ingin menciptakan harmonisasi antar lembaga seperti OJK, BWI, BAZNAS, dan BMT dalam pengelolaan potensi zakat dan wakaf produktif di Indonesia.
“Selain itu, kami ingin memajukan industri keuangan syariah dengan mengedukasi kepada masyarakat tentang pentingnya wakaf dan zakat produktif,” pungkasnya. (*)
Penulis : Sandi Prabowo
Editor : Binti Q. Masruroh
