Batubara merupakan salah satu sumber daya alam yang ada di Indonesia. Produksi batubara yang ada di Indonesia selama 13 tahun mengalami peningkatan produksi yaitu mencapai 15.68 % per tahun. Pada tahun 2006 Indonesia mampu memproduksi batu bara sebesar 162 juta ton dan 120 juta ton diantaranya diekspor di berbagai negara salah satunya adalah Jepang. Selain itu Indonesia memiliki cadangan batubara yang tersebar di Pulau Kalimantan ,Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi. Diantara ketiga pulau tersebut yang cadangan batubara yang paling banyak terletak pada pulau Kalimantan yang memasok 75 % produksi batubara di Indonesia.
Batubara pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam proses di Industri. Salah satu Perusahaan yang memanfaatkan batubara sebagai bahan bakar adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Saat ini Batubara yang digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah jenis batubara muda (Low Rank Coal) yang memiliki nilai kalori 4200 kcal/kg dengan kadar air sebesar 40%. Batubara dengan kadar air yang mencapai 40% dapat menyebabkan proses efisiensi dari plant menjadi tidak optimal. Saat ini Efisiensi yang dihasilkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap mencapai 83,280 % dan kerugian panas yang terjadi sebesar 16.72%. Nilai efisiensi yang rendah akan menyebabkan penggunaan listrik sendiri naik dan proses pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga dapat menyebabkan banyak kerugian pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Berdasarkan fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya proses pengeringan batubara agar dapat mengurangi kadar air dari batubara. Teknologi yang digunakan untuk mengeringkan batubara yaitu coal dryer. Sebelumnya terdapat juga penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan coal dryer yang digunakan untuk proses pengeringan batubara dalam. Dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan coal dryer dapat meningkatkan nilai efisiensi sebanyak 1.55 % dan dijelaskan juga mengenai jenis jenis dari coal dryer. Jenis coal dryer yang sering digunakan untuk mengeringkan batubara antara lain Rotary Dryer dan Fluidized Bed Dryer. Dalam membangun coal dryer perlu adanya sumber uap atau panas yang digunakan untuk proses pengeringan. Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap masih terdapat uap ekstraksi dari turbin (Waste Heat Recovery ) yang dapat digunakan coal dryer sebagai sumber panas untuk memanaskan batubara. Apabila uap ekstraksi ini dimanfaatkan maka dapat menurunkan beban dari kondensor.
Besarnya uap ekstraksi turbin yang dapat diterima oleh coal dryer tergantung dari desain coal dryer, karena proses desain dari coal dryer akan mempengaruhi ketersediaan energi pada coal dryer. Penelitian ini diharapakn dapat menjadi salah satu cara untuk penghematan penggunaan efisiensi batubara sehingga proses pengeringan cepat dan listrik yang dihasilkan menjadi sempurna.
Penulis: Diyajeng Luluk Karlina, S.T., M.T.
Link Jurnal: https://ejournal.unitomo.ac.id/index.php/ijair/article/view/3825