Bahan restorasi yang banyak digunakan saat ini adalah resin komposit karena mempunyai estetik baik, tidak mudah larut, tidak peka terhadap dehidrasi, tidak mahal dan relatif mudah untuk dimanipulasi, tidak membutuhkan preparasi yang luas, konduktivitas suhu yang rendah dan dapat menguatkan struktur gigi. Resin komposit tidak mampu berikatan secara kimiawi dengan jaringan keras gigi, sehingga dibutuhkan suatu bahan adhesif yaitu bahan dentin bonding. Perlekatan pada dentin tetap menjadi tantangan tersendiri sampai saat ini, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kekuatan perlekatan pada bahan adhesif bonding, salah satunya dengan menggunakan uji kekuatan perlekatan kimia pada bahan adhesif bonding terhadap kolagen.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan tiga kelompok. Kelompok I terdiri dari UDMA dan kolagen, kelompok II terdiri dari kolagen dan etanol, kelompok III terdiri dari kolagen dan aseton. Kelompok tersebut kemudian dibuat menjadi pellet bening (bentuk seperti tablet tipis) dan di Analisa dengan FTIR (Fourier transform Infrared Spectroscopy), kemudian dihitung nilai puncak pita serapan karbonil dari masing-masing kelompok penelitian.
Penelitian dilakukan untuk menganalisa dan membuktikan apakah terdapat perbedaan ikatan kimia antara UDMA dengan pelarut aseton dan etanol pada kolagen dentin. Hal ini untuk mempelajari seberapa jauh pengaruh pelarut terhadap kekuatan perlekatan ikatan kimia antara bahan bonding dengan kolagen dentin.
Pada bahan bonding yang berbahan dasar UDMA yang diaplikasikan pada kolagen dentin terjadi ikatan kimia yang merupakan ikatan kovalen yaitu ikatan primer atom. Pada bahan bonding UDMA didapatkan bahwa kekuatan kimia pada denting sangat tergantung pada komposisi bahan adhesif yang memberi perbedaan pada reaksi transesterifikasi yang tergantung pada molekul adhesif dan grup kolagen hidroksil, interaksi kimia dari bahan adesif pada bagian dentin membentuk kompleks kalsium atau fosfat ester dan juga perlekatan ion antara grup carboxyclic dari bahan adhesif dan kalsium hidroksiapatit pada dentin, semakin banyak bahan penyusunnya kekuatan kimia antara matriks dentin anorganik semakin meningkat.
Hasil yang didapat dari penelitian merupakan hasil observasi dengan menggunakan FTIR kemudian dihitung nilai P (Peak) yang merupakan nilai dari puncak pita serapan karbonil dari masing masing kelompok yang dinilai dari semakin banyak gugus karbonil dari UDMA yang berikatan dengan gugus amino pada kolagen dentin yang memiliki arti bahwa ikatan kimia antara UDMA dengan kolagen dentin semakin kuat. Dari hasil penelitian didapatkan UDMA dengan pelarut aseton dan etanol rata- rata hasil yaitu UDMA dengan pelarut aseton mendapatkan pita serapan karbonilnya sebesar 25,73, UDMA dengan pelarut etanol sebesar 52,38 dan kelompok UDMA dengan kolagen dentin sebesar 110,64. Menurunnya nilai puncak pita serapan tersebut dapat diasumsikan bahwa semakin banyak ikatan kimia yang terbentuk dengan penambahan pelarut, memperlihatkan bahwa penggunaan pelarut memberikan hasil yang sangat optimal untuk meningkatkan perlekatan kekuatan monomer bahan dentin bonding pada kolagen dentin.
Hasil analisa data nilai puncak serapan pita karbonil pada kolagen dentin antara kelompok I dengan kelompok II bahwa menunjukkan terdapat perbedaan bermakna. Dengan berkurangnya nilai puncak pita serapan karbonil pada kelompok UDMA, kolagen dan etanol membuktikan bahwa semakin banyak ikatan kimia yang terjadi dengan penambahan pelarut etanol dibandingkan UDMA dan kolagen saja, hal ini disebabkan karena pada etanol H bonding capacity yang besar sehingga apabila bahan dentin bonding diaplikasikan pada fibril kolagen yang collaps akibat pengeringan yang berlebihan, etanol mempunyai kemampuan untuk mengembalikan kondisi fibril kolagen menjadi seperti semula dan membantu bahan dentin untuk berpenetrasi ke dalam fibril kolagen dan juga etanol mampu mengontrol jarak lebar dari rongga interfibriller selama proses penguapan sehingga tetap terjadi difusi yang baik antar monomer. Pada penelitian antara kelompok I dengan kelompok III terdapat perbedaan bermakna, hal ini disebabkan oleh karena aseton memiliki viskositas yang tinggi, sehingga memudahkan monomer untuk berpenetrasi kedalam fibril kolagen.
Penelitian kelompok II disbanding kelompok III terdapat perbedaan bermakna, hal ini disebabkan oleh karena pada bahan dentin bonding UDMA terdapat dua gugus karboksilat yang melekat pada gugus aromatik yang mampu membuat suasana menjadi asam, memiliki sifat demineralisasi dan meningkatkan pembasahan. Gugus aromatik dari UDMA bersifat hidrofobik dan akan menetralkan keasaman dari gugus karboksilat. Oleh karena itu pelarut yang paling optimal digunakan oleh bahan dentin bonding UDMA adalah aseton. Ikatan kimia antara bahan bonding UDMA dengan pelarut aseton lebih banyak dibandingkan dengan bahan bonding UDMA dengan pelarut etanol pada kolagen dentin
Penulis: Nanik Zubaidah, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Judul artikel: Difference of Chemical Bonds Between UDMA Bonding Agents with Ethanol Solvent and Acetone Solvent on Dentin Collagen
Link: https://doi.org/10.1590/pboci.2021.030
Majalah: Pesquisa Brasileira em Odontopediatria e Clínica Integrada (PBOCI) ISSN 1519-0501 / eISSN 1983-4632 Association of Support to Oral Health Research – APESB 1
Difference of Chemical Bonds Between UDMA Bonding Agents with Ethanol Solvent and Acetone Solvent on Dentin Collagen Pesquisa Brasileira em Odontopediatria e Clínica Integrada 2021; 21:e0116
https://doi.org/10.1590/pboci.2021.030
ISSN 1519-0501 / eISSN 1983-4632