Pakar UNAIR Beri Penjelasan Pola Tata Ruang Kota untuk Antisipasi Tenggelamnya Jakarta

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Banjir menggenangi kawasan Sudirman-Thamrin Jakarta pada 2007 silam. (Foto oleh Liputan6.com)

UNAIR NEWS – Beberapa hari lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sempat membuat geger masyarakat Indonesia. Dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, 27 Juli lalu, ia sempat memprediksi DKI Jakarta bakal tenggelam pada 10 tahun mendatang. Dia mengingatkan mengenai perubahan iklim yang sangat cepat menjadi ancaman serius bagi Indonesia, khususnya DKI Jakarta.

Menyapa lewat sambungan telepon, Kepala Environmental Engineering, Universitas Airlangga, Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, ST., DEA., memaparkan bahwa fenomena pemanasan global menjadi penyebab para ahli, ilmuwan, dan akademisi memprediksi DKI Jakarta dan 112 kota di Jawa bagian utara bakal tenggelam pada 2030.

“Sebenarnya apakah hal itu mutlak? Kita nggak bisa mengatakan hal itu mutlak karena kendalinya kan nggak di tangan kita, tapi kendali tersebut berada ditangan Yang Kuasa,” tandasnya saat dihubungi oleh UNAIR NEWS pada Rabu (18/8).

Meskipun demikian, Eko mengatakan secara rasionalitas pemanasan global ini tidak dapat terelakkan dan memiliki efek yang sangat banyak.

“Salah Satu efek yang sangat dirasa oleh masyarakat dunia terkait dengan pemanasan global adalah perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan temperatur air laut sehingga menyebabkan muka air laut relatif mengembang dan memiliki volume banyak,” papar dosen asal Kediri itu.

Kepala Environmental Engineering, Universitas Airlangga, Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, ST., DEA.

Selain itu, Eko menjelaskan gletser di kutub yang mencair juga menjadi salah satu penyebab kenaikan temperatur air laut sehingga meninggi di permukaan laut. Selanjutnya, terkait dengan pantai utara Jawa yang terancam tenggelam, Eko mengungkapkan tidak hanya terjadi dikarenakan sea level rise tetapi juga terdapat faktor lain yakni, pemakaian air tanah.

“Awalnya permukaan tanah turun kemudian permukaan air lautnya naik. Nah, kombinasi inilah yang menyebabkan sebagian kota itu akan tenggelam,” tambahnya.

Eko mengamati beberapa daerah yang diprediksi tenggelam itu berada di kawasan sea level rise seperti Jakarta Utara, Semarang, Demak, dan Pekalongan.

“Muka air laut ini diprediksi memang sumber satu dengan sumber lain memiliki perbedaan angkanya, tetapi dari tahun 2001-2009 daerah-daerah tersebut mengalami kenaikan air muka laut antara 1 sampai 1,5 meter,” jelasnya.

Lebih lanjut, Eko memiliki pandangan mengapa para pakar lebih menyorot DKI Jakarta yang diprediksi bakal tenggelam daripada kota-kota lain di Indonesia. “Dalam konteks pentingnya suatu wilayah maka saya pikir Jakarta sebagai representasi dari sebuah ibukota negara dan penduduknya sangat padat sehingga dijadikan sebuah contoh,” ucapnya (*).

Penulis : Dimas Bagus Aditya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp