Peduli Lingkungan, Alumni UNAIR Dirikan Start Up Pengelolaan Dokumen Mulia Berbasis Syariat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Tiga alumni Universitas Airlangga menginisiasi start-up unik yang bergerak di bidang pengelolaan ‘dokumen mulia’ bernama Jareeya Eco Nusa. Dokumen mulia adalah istilah yang mereka gunakan untuk dokumen yang bertuliskan ayat Al-Qur‘an maupun kalimat thoyyibah.

Penelitian di Indonesia menunjukkan seseorang menggunakan 27 kg kertas setiap tahunnya. Sebagai negara dengan jumlah muslim 230 juta orang atau sekitar 13 persen dari muslim di dunia,  berbagai bentuk dokumen mulia seperti Al-Qur’an, juz ‘Amma, dan kertas ujian sangat banyak beredar di Indonesia. Meskipun belum ada penelitian khusus dalam hal ini, namun jumlahnya diyakini terus bertambah seiring waktu.

Riset yang dilakukan oleh tim Jareeya menunjukkan masyarakat ragu untuk membuang atau mengolah dokumen mulia. “Kebanyakan hanya menyimpan dokumen mulia tersebut selama bertahun-tahun. Bayangkan kalau 1 orang menyimpan 5 kg, masalahnya ada ratusan juta Muslim di Indonesia. Jadi jumlahnya ratusan ribu ton,” ujar Nur Sophia Matin, Ketua Lembaga Jareeya Eco Nusa.

Dokumen mulia yang tidak terpakai tersebut seharusnya bisa diolah lagi atau didistribusikan agar tetap memberikan manfaat. Sayangnya, sangat jarang sekali, atau bahkan tidak ada badan yang bergerak dalam menangani dokumen mulia tersebut.

Husada Tsalitsa selaku Pembina, menceritakan ide ini berawal dari fenomena banyaknya Al-Qur’an tidak layak baca saat akan menyalurkan donasi Al-Qur’an. Hal yang sama diamati di rumah kawan-kawannya. Embrio awal Jareeya tersebut lalu diikutkan dalam perlombaan inovasi berbasis masjid yang diselenggarakan oleh Masjid Salman ITB dan menyabet Juara 1 pada Januari 2019.

Jareeya Eco Nusa memilah dokumen yang diterima menjadi tiga kategori, yaitu damage, recyclable, dan distributable, dimana saat ini mereka berfokus pada kategori pertama, yaitu damage. Jareeya mengelolanya dengan membakar sesuai syariat, dengan rencana jangka pendek dapat dibakar menggunakan alat pembakaran ramah lingkungan.

“Yang Jareeya tawarkan adalah layanan sesuai syariat, disisi lain kami tetap mengedepankan nilai ekologis dan prinsip cinta lingkungan untuk jangka menengah kami menarget bisa melakukan recycle,” ungkap Husada Tsalitsa.

Kantor pusat Jareeya terletak di Malang, dimana Jareeya berhasil memperluas jangkauannya melalui Ranger Jareeya (relawan) hingga ke Pulau Sumatera dan Nusa Tenggara. Saat ini, Jareeya sudah berhasil mengumpulkan lebih dari dua ton dokumen untuk dimuliakan. Dalam pengelolaan, Jareeya bekerja sama dengan salah satu panti asuhan di Malang.

Di akhir tahun 2020, Jareeya berhasil mendapatkan medali perunggu dalam event internasional yang diselenggarakan oleh I3L. Selain itu, Jareeya telah mengantongi rekomendasi yang dikeluarkan oleh komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.

“Sebagai negara dengan jumlah muslim paling banyak di dunia, kami berharap bisa memberikan manfaat sesuai SDG 12.5 ‘substantially reduce waste generation through prevention, reduction, recycling, and reuse’ dan tetap menerapkan syariat Islam dalam mengelola dokumen mulia yang diamanahkan kepada kami,” ujar Nur Sophia.

Selain memberikan jasa pengelolaan dokumen mulia, Jareeya juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah, utamanya dokumen mulia. Salah satu wujudnya berupa agenda rutin tiap bulan, untuk melakukan kolaborasi bersama start up peduli sampah lainnya.

Para pembaca dapat mengakses akun media social Jareeya melalui Instagram: @jareeya.id

Penulis: Pandit Bagus Tri Saputra dan Alfatih Muhammad Ismail

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp