Prof. Dr. Pudji Srianto Paparkan Manajemen Kesehatan Sapi Perah di WUACD

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Dr. Pudji Srianto, drh., M.Kes. saat menjelaskan materi. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Hari pertama pelaksanaan kegiatan World Universities Association for Community Development (WUACD) Thematic Summer Programs 2021 dengan tema Dairy Cattle Business membahas tentang manajemen kesehatan sapi perah. Materi tersebut dibawakan oleh Prof. Dr. Pudji Srianto, drh., M.Kes., pada Selasa (3/8).

Sapi perah, jelasnya, merupakan salah satu komoditas ternak penghasil susu yang menghasilkan protein hewani yang sangat penting bertujuan untuk memenuhi selera konsumen sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup, dan mencerdaskan masyarakat. Sapi perah dipelihara meliputi pemeliharaan sapi dara dan bunting, pemeliharaan sapi laktasi, pemeliharaan sapi kering kandang, dan pemeliharaan pedet.

Di awal pemaparan materi, Prof Pudji menyebut selama beberapa dekade terakhir beberapa perubahan telah terjadi dalam peternakan sapi perah. Industrialisasi peternakan dan meningkatnya persaingan internasional telah menyebabkan pembiakan selektif sapi berproduksi tinggi. Konsekuensi dari hal ini adalah kerentanan yang lebih tinggi terhadap penyakit. Akibatnya, perhatian bergeser dari menyembuhkan hewan tunggal ke pencegahan penyakit di tingkat kawanan.

Kesehatan kawanan, sambungnya, adalah metode untuk mengoptimalkan kesehatan, kesejahteraan dan produksi dalam populasi sapi perah. Hal itu, lanjutnya, dilakukan melalui analisis sistematis dari data yang relevan dan melalui pengamatan objektif yang teratur terhadap sapi dan lingkungan. Sehingga, keputusan yang terinformasi dan tepat waktu dibuat untuk menyesuaikan dan meningkatkan manajemen kawanan dari waktu ke waktu.

“Peternakan sapi perah adalah proses ekonomi dimana faktor sumber daya diubah menjadi faktor pendapatan. Penyakit menyebabkan kerugian ekonomi yang besar pada peternakan sapi perah,” papar Dekan FKH UNAIR Periode 2015-2020 itu.

Lebih lanjut, Prof. Pudji menyebut pemeliharaan yang baik dan benar akan sangat mempengaruhi keberhasilan usaha. Aspek yang berhubungan dengan pemeliharaan meliputi sanitasi, biosecurity, pencegahan penyakit dan penanganan penyakit. Biosecurity merupakan pencegahan dasar masuknya suatu penyakit dalam hal ini peternak lebih fokus terhadap kebersihan terutama kebersihan kandang.

Pencegahan penyakit, tandasnya, merupakan usaha yang dilakukan untuk menurunkan jumlah atau persentase penyakit menular melalui suntikan, penggunaan bahan kimia yang membunuh induk semang antara yang membawa bibit penyakit, dan isolasi hewan terserang dan mencegah agar tidak menular ke hewan yang sehat.

“Penanganan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kesehatan, dan memberikan perlakuan terhadap ternak-ternak yang terinfeksi penyakit. Pencegahan yang dilakukan adalah pemberian vitamin, vaksinasi, pemotongan kuku dan sebagainya,” jelasnya.

Selain itu, imbuhnya, pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan menjaga tata laksana pemeliharaan atau pemberian vaksinasi untuk merangsang sistem kekebalan tanpa dipengaruhi penyakit. 

“Vaksinasi berfungsi terhadap kekuatannya dapat diterangkan dalam beberapa cara. Beberapa penyakit yang sering menyerang sapi perah antara lain mastitis atau radang kelenjar susu, diare, abses, dan milk fever,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp