Pengmas FPK UNAIR Bekali Cara Mulai Bisnis Modal Minim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
webinar bertajuk “Mulai Bisnis Minim Modal Dengan Mindset Start Up Digital”. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR Sabtu (31/07) lalu, sukses menggelar webinar bertajuk “Mulai Bisnis Minim Modal Dengan Mindset Start Up Digital”. Program tersebut merupakan sebuah bentuk pengabdian masyarakat yang menyasar Mahasiswi Pondok Pesantren Griya Khadijah.

Griya Khadijah sendiri merupakan pondok pesantren muslimah dibawah naungan PUSPAS UNAIR yang dibentuk sebagai perwujudan wakaf dari donatur kepada UNAIR sebagai Nazhir. Program Griya Khadijah ini memberikan fasilitas rumah beserta pendampingan bagi mahasiswa terpilih untuk mengembangkan karakter pendidikan islami, soft-skill dan jiwa entrepreneurship.

“Oleh karena itu, kita menghadirkan program ini dengan 2 narasumber yang kompeten di bidang kewirausahaan harapannya dapat memberikan tambahan wawasan kepada rekan-rekan terkait dunia kewirausahaan,” ungkap Putri Desi Wulansari, S.Pi., M.Si. selaku koordinator kegiatan dalam sambutannya.

Webinar tersebut bekerja sama dengan Stepzero dan menghadirkan Leith Keshava yang merupakan Copywriting Specialist sekaligus Co-Founder Stepzero dan Alfred Baldwin selaku Konsultan Digital Marketing dan Founder dari Stepzero.id . Mengawali pemaparan Alfred Baldwin mengungkapkan, sebelum melangkah untuk mempersiapkan dan mendesain bisnis, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah pola pikir.

“Banyak dari kita ketika ingin memulai sebuah bisnis selalu mempermasalahkan masalah alih-alih mencari solusi, entah itu belum punya modal lah, sibuk lah, takut ini takut itu, hal tersebut harus kalian hilangkan,” ungkapnya.

Dia menuturkan untuk mulai mencoba memikirkan alternatif dari masalah tersebut alih-alih pasrah. Kalau terhalang dana cari investor, menabung atau side hustling, kalau wawasan kurang, cari insight baru dari webinar-webinar atau platform lain.

Mindset seperti itu yang akan membuat kita menjadi wirausahawan yang kreatif dan sukses,” tandasnya.

Melanjutkan pemaparanya, Alfred mengungkapkan bahwa stigma bahwa memulai bisnis harus memiliki modal dan resiko yang tinggi membuat banyak orang enggan untuk terjun dalam dunia bisnis. Padahal, sambungnya, modal itu tidak hanya uang saja, skill dan pengetahuan juga termasuk sebuah modal yang.

“Jika memang kalian tidak memiliki modal banyak, pastikan kalian memiliki skill yang bisa menunjang temen-temen, misalnya public speaking dengan itu mungkin kalian dapat menarik investor dengan ide ditambah kemampuan kalian dalam menyampaikan ide tersebut,” tuturnya.

Menambahkan pemaparan rekannya, Leith Keshava mengungkapkan dalam mencari investor, tentunya ide bisnis yang kita suguhkan harus benar-benar dibutuhkan dan diminati oleh pasar sehingga bisa dikatakan layak. Untuk itu diperlukan “validasi” bukan hanya “hipotesa”. Validasi produk tidak harus dilakukan ketika produk sudah ada, dirinya mencontohkan kasus yang terjadi pada DropBox.

“DropBox dulu untuk mencari tahu apakah bisnisnya memang dibutuhkan masyarakat mereka membuat semacam animasi yang menunjukkan permasalahan yang dapat terjadi pada penyimpanan data dengan perangkat fisik seperti flashdisk dan menyajikan solusi berupa penyimpanan online yakni DropBox,” tuturnya.

Selepas itu, ia menambahkan, mereka meminta penonton yang berminat untuk menyertakan email dengan tawaran akan diberikan gratis penggunaan selama 1 tahun. Alhasil dalam satu hari, DropBox memiliki 75000 email yang menyatakan berminat, padahal ketika itu DropBox masih belum ada.

“Dengan data tersebut bisa menjadi validasi bahwa DropBox memang benar diminati dan akan memudahkan mereka dalam meyakinkan investor,” pungkasnya.

Penulis: Ivan Syahrial Abidin

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp