Alasan Generasi Digital Native Menggunakan Perpustakaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: SEVIMA

Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi dampaknya begitu besar hingga membawa perubahan generasi dari masa ke masa. Digital native merupakan gambaran dari generasi saat ini. Digital native merupakan generasi yang akrab dengan sebutan generasi Z yang lahir pada tahun 1995-2009. Generasi digital native berbeda dengan generasi sebelumnya yaitu digital immigrants. Generasi digital native memiliki karakteristik antara lain seperti 1). Fredoom; 2). Customization; 3). Scrunity; 4). Integrity; 5). Collaboration; 6). Speed; 7). Innovation; 8). Entertaiment. Freedom, di mana internet dapat memberikan suatu kebebasan kepada para digital native untuk memilih apa yang hendak mereka lakukan.

Customization, digital native pada umumnya merupakan konsumer yang aktif dan acap kali bisa memperoleh suatu hal, dan menyesuaikannya serta menjadikan miliknya. Scrunity, karakteristik yang berkaitan dengan sikap kritis, digital native mempunyai sikap kritis yang baru. Integrity, sebagai generasi yang lahir di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di mana akses yang sangat longgar terhadap berbagai jenis informasi, para digital native memiliki integritas yang kuat, sadar dan bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan, meskipun banyak yang menduga sebaliknya.

Collaboration, digital native memiliki insting alami untuk terus berkolaborasi dan berinovasi karena interaksi online yang mereka kembangkan. Speed, digital native terbiasa dengan respon yang cepat, dan tidak suka menunggu dalam waktu yang lama, teknologi baru membiasakan mereka menjadi bergantung dengan kecepatan. Innovation, digital native mempunyai banyak ide-ide baru dan kreatif yang senantiasa ingin untuk diwujudkan. Entertainment merupakan karakteristik yang menjelaskan bahwa digital native membutuhkan hiburan yang membuat mereka menjadi senang.

Tahun 2017, pidato presiden Jokowi pada peresmian Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) menjelaskan bahwa perpustakaan perlu untuk meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia, terutama adalah generasi milenial atau generasi digital native. Pada tahun 2017 PNRI melakukan survey terhadap tingkat minat baca di Indonesia dengan hasil jumlah buku yang ditamatkan 5-9 buku pertahun yang menunjukkan minta baca di Indonesia rendah. Hal ini merupakan tantangan bagi perpustakaan dalam berperan untuk meningkatkan minat baca seperti slogan perpustakaan nasional tahun 2019 yaitu “Sukseskan Indonesia gemar membaca 2019, terwujudnya Indonesia cerdas melalui gemar membaca dengan memberdayakan perpustakaan”.

Penggunaan perpustakaan oleh digital native masih tergolong rendah. Para digital native lebih memilih internet sebagai sumber rujukan informasi utama mereka dibanding perpustakaan meskipun di sana terdapat informasi yang lebih kredibel dan akurat jika dibandingkan dengan internet. Sedangkan untuk penggunaan dan pemanfaatan sebagai tempat belajar para digital native lebih memilih kafe jika dibandingkan dengan perpustakaan, mereka menganggap bahwa kafe sebagai bagian gaya hidup mereka. Rendahnya penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan oleh digital native berdampak pada rendahnya keterpakaian koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, koleksi tidak dimanfaatkan dengan masksimal oleh mereka. Padahal penyediakan koleksi oleh perpustakaan merupakan suatu bentuk pemenuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka.

Perpustakaan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna. Penggunaan perpustakaan secara maksimal oleh pengguna merupakan tujuan utama perpustakaan. Tidak ada arti apa-apa apabila perpustakaan tanpa pengguna, sedangkan kebermanfaatan perpustakaan dapat dikatakan masih kurang. Banyak alasan yang menjadi penyebab pengguna tidak menggunakan perpustakaan. Dalam penelitian yang telah dilakukan terkumpul data terkait faktor yang menyebabkan penggunaan perpusakaan sebanyak 991 data yang disampaikan oleh 341 responden.

Penyebab tersebut berasal dari faktor internal dan eksternal perpustakaan. Penyebab dari internal perpustakaan yakni kualitas layanan perpustakaan karena pengguna sangat mengutakan kenyamanan saat berada di perpustakaan, kebijakan perpustakaan, dan layanan gratis yang disediakan perpustakaan seperti wifi yang menjadi kebutuhan utama para digital native untuk selalu terhubung dengan internet. Penyebab eksternal pengguna menggunakan atau tidak menggunakan perpustakaan yakni karakteristik pengguna, jarak tempuh ke perpustakaan dan adanya internet yang lebih mudah dan cepat untuk akses informasi.

Kegiatan promosi dan inovasi perpustakaan dapat dijadikan alternative cara untuk menjawab alasan tidak menggunakan perpustakaan yang disampaikan digital native. Karena para digital native banyak yang belum mengetahui layanan perpustakaan dan inovasi perpustakaan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang ada di perpustakaan.

Peulis: Dyah Puspitasari Srirahayu

Artikel lengkapnya dapat dibaca di DESIDOC Journal of Library & Information Technologyhttps://publications.drdo.gov.in/ojs/index.php/djlit/article/view/16565

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp