Tips Atasi Kelelahan Menggunakan Platform Komunikasi Virtual

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Berbagai pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk mau tidak mau beradaptasi dengan perubahan yang ada. Kegiatan-kegiatan seperti sekolah, kuliah, dan bekerja yang sebelumnya dilakukan di luar rumah terpaksa harus dilakukan di rumah masing-masing dengan menggunakan berbagai platform daring.

Dari sekian banyak platform daring yang digunakan selama pandemi ini, Zoom merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan oleh masyarakat luas. Hal ini menjadikan banyak masyarakat mengeluhkan apa yang disebut dengan Zoom Fatigue atau kelelahan akibat terlalu lama menggunakan platform satu ini.

Zoom merupakan platform yang lebih serius. Jadi, seakan-akan Zoom ini biang keroknya padahal siapa tahu (platform, Red) yang lain. Itu perlu dipertimbangkan,” ungkap dr. Santi Yuliani, M.Sc., Sp. KJ pada webinar bertajuk Improving Mental Health: Overcoming Zoom Fatigue pada Jumat (9/7/2021).

Pada webinar yang diadakan oleh METHADONE (Mental Health and Productivity During COVID-19 Pandemic), platform kesehatan mentalFakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) ini, dr. Santi menyampaikan pentingnya mengatur waktu dalam melakukan kegiatan secara daring.

“Sekarang kita mainan media sosial, game, dan belajar pun juga online sehingga otak ini nggak bisa ngebedain kapan sih sebenarnya harus serius, kapan sih harus nyaman, dan apakah ini semua merupakan kegiatan yang harus konsentrasi terus-menerus,” ungkap consultant liaison psychiatrist itu.

Ia juga menegaskan bahwa ketika banyak melakukan aktivitas daring, seseorang akan merasakan suasana hati yang buruk, kehilangan motivasi, numb atau tidak bisa merasakan senang atau sedih, sensitif, bahkan gangguan tidur.

“Kasus gangguan tidur disebabkan karena mereka melakukan kegiatan kuliah daring  di atas tempat tidur. Ini sangat tidak boleh dilakukan karena otak kita jadi bingung apakah tempat tidur ini buat jadi tempat kuliah, mainan, atau buat tidur,” jelas dr. Santi.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi problem Zoom fatigue ini salah satunya adalah dengan berlatih untuk berpikir secara rasional. “Hari ini aku nge-Zoom empat jam, nih. Berarti, aku harus ngurangin main medsos karena kalau masih menggunakan itu semua maka aku nggak akan konsentrasi kuliah sedangkan Zoom lebih penting dari pada media sosial,” terang dr. Santi.

Selain itu, membiasakan diri kita untuk selalu aktif meskipun hanya berkegiatan di dalam rumah juga mampu mengatasi Zoom Fatigue. “Dengan bergerak, sel darah merah kita akan mengangkut oksigen ke otak dengan bagus. Kalau kita rebahan aja, maka tidak akan terjadi pengangkutan oksigen ke otak dengan baik,” jelasnya.

Belajar hal-hal baru juga dinilai mampu mengatasi Zoom Fatigue. “Kalau ada area otak yang belum terstimulasi kita bisa aktivasi itu. Jadi, selalu belajar hal baru supaya banyak tempat-tempat yang dapat kita aktivasi di otak kita,” pungkas dr. Santi. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Quryatul

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp