AUBMO dan KSR PMI UNAIR Banyuwangi Ajak Mahasiswa Kenal Lebih Jauh Donor Plasma Konvalesen

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh covid.go.id

UNAIR NEWS – Divisi Pengabdian Masyarakat AUBMO bersama KSR PMI PSDKU UNAIR Banyuwangi  kembali menyelenggarakan webinar donor darah bertajuk “Donor Plasma Konvalesen” pada Minggu (06/06). Acara tahunan yang telah diadakan sejak tahun lalu tersebut, diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Meeting. 

Dalam sambutannya, Aditya Yudhana drh., M.Si selaku pembina KSR PMI PSDKU UNAIR Banyuwangi mengharapkan pengetahuan yang didapat dari webinar “Donor Plasma Konvalesen” dapat bermanfaat bagi peserta. Ia juga berharap peserta bersedia untuk menyebarkan ilmu tersebut pada masyarakat sekitar sebagai agent of change. 

Hadir sebagai pembicara dr. Sasi Widuri, M.Biomed selaku manager kualitas UTD PMI Surabaya. Webinar yang dihadiri lebih dari 70 partisipan tersebut berjalan dengan lancar dengan dimoderatori oleh Afan Alfayad.

Sasi membuka pemaparannya dengan menjelaskan tentang donor darah konvalesen yang digunakan sebagai terapi tambahan bagi penderita COVID-19. Donor darah konvalesen ini hanya dapat dilakukan oleh penyintas COVID-19.

“Plasma pada kebanyakan penyintas COVID-19 mengandung antibodi SARS-CoV-2. Nantinya, plasma tersebut akan menjadi suatu terapi untuk pasien yang masih menderita COVID-19,” jelas Sasi.

Selanjutnya, Sasi memaparkan tentang persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk para pendonor konvalesen. Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah pernah terkonfirmasi menderita COVID-19 dengan hasil tes PCR positif. 

“Pendonor telah sembuh sepenuhnya dari COVID-19 dalam jangka waktu 14-28 hari. Harus disertai bukti yang valid, yaitu hasil tes PCR negatif atau keterangan sembuh dari rumah sakit yang merawat. Penyintas juga diutamakan bukan merupakan orang tanpa gejala (OTG), sebab orang bergejala biasanya lebih banyak memiliki antibodi SARS-CoV-2,” paparnya.

Ia juga menambahkan, pendonor konvalesen ini diutamakan laki-laki dengan rentang 17-60 tahun dengan berat badan lebih dari 55 kg. Namun, Sasi menegaskan bahwa perempuan juga dapat menjadi pendonor dengan syarat belum pernah hamil atau keguguran. 

“Pendonor konvalesen juga diutamakan pernah mendonorkan darah sebelumnya. Hal ini untuk menghindari pusing cenderung pingsan, karena donor darah konvalesen ini berlangsung hingga 1 jam. Walaupun, tidak dapat dipastikan pendonoran pertama akan berakhir pingsan,” tutur Sasi.

Sasi juga memaparkan tentang alur yang harus dilalui pendonor konvalesen sebelum melakukan pendonoran. Sedikit berbeda dengan donor darah pada biasanya, donor konvalesen ini hanya dapat dilakukan di PMI setempat.

“Dilakukan pengumpulan data dan seleksi terlebih dahulu. Bila memenuhi persyaratan, baru dapat mengisi formulir khusus. Kemudian, dilakukan pemeriksaan antibodi di laboratorium. Jika sesuai, donor darah dapat dilanjutkan,” jelasnya.

Ia menutup pemaparannya dengan harapan, semakin banyak para penyintas yang bersedia melakukan donor konvalesen. Sehingga,  semakin banyak pula pasien yang dapat ditolong. (*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp