Pengaruh Penggunaan Teknologi Manajemen Pakan pada Pemeliharaan Induk Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: Pertanianku

Ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) dapat memakan beerbagai macam makanan. Mulai dari pakan alami, cacing – cacingan, serangga, anak siput dan kutu air. Lele mutiara (Clarias gariepinus) pada umunya mencari makanan pada dasar kolam. Lele mutiara (Clarias gariepinus) memiliki sifat kanibal sehingga dapat memakan seesama jenisnya yang biasanya ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) yang berukuran besar akan memakan lele mutiara (Clarias gariepinus)  yang berukuran kecil. Ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) memiliki sifat memangsa sesama jenisnya sendiri, sifat ini dapat muncul apabila ikan kekurangan pakan. Ikan yang akan dimakan adalah ikan yang memiliki ukuran yang lebih kecil dan ikan yang memiliki kondisi yang lemah, perbedaan ukuran inilah yang dapat mempengaruhi perilaku kanibalisme sehingga ikan yang lebih besar akan cenderung memakan ikan yang lebih kecil.

Pakan merupakan komponen yang paling penting dalam usaha budidaya ikan. Pakan dalam penggunaanya dapat ditekan apabila ikan yang di pelihara adalah menggunakan media isoosmotik. Isoosmotik adalah keadaan apabila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media. Pakan yang menggunakan media isoosmotik akan lebih efisien dan dapat memberikan dampak yang baik pada kelangsungan hidup dan dapat mengoptimalkan pertumbuhan ikan. Pakan mempunyai fungsi untuk membantu dalam proses pematangan gonad sehingga dapat mempercepat proses reproduksi serta pakan dapat membantu menunjang kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja lebih baik.

Manajemen pakan yang baik dapat diterapkan umumnya adalah dengan pemberianpakan yang berkualitas. Pakan berkualitas merupakan pakan yang kandungan nutrisinya mencukupi kebutuhan ikan, pada ikan lele kebutuhan nutrisinya antara lain adalah dengan kandungan protein sebesar 35-40%, karbohidrat 20-30%, lemak 4-18%, vitamin 0,25-0,40%, dan mineral 1%. Ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) yang memasuki fase sebagai induk baiknya diberi frekuensi pakan 3 kali sehari hal ini adalah agar tidak terjadi penurunan gizi pada induk ikan serta juga tidak berlebihan yang dapat menyebabkan lingkungan menjadi toksik, selain itu sangat baik apabila di beri penambahan probiotik dan melakukan pergantian air seminggu sekali.

Manajemen pakan pada pemeliharaan induk ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) terdapat beberapa hal yang perlu di perhatikan diantaranya adalah jenis pakan, teknik pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan, kandungan pakan. Jenis pakan yang digunakan untuk pemeliharaan induk ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) adalah menggunakan pakan buatan dengan jenis pakan berupa pelet. Jenis pakan yang di berikan ialah berprotein tinggi yang di gunakan untuk menunjang dan mengoptimalkan budidaya ikan lele dengan di susun kandungan nutrisi yang seimbang, sehingga di harapkan dengan menggunakan pakan tersebut dapat mengoptimalkan pertubuhan ikan lele dengan baik.

Teknik pemberian pakan pada induk ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) yang dilakukan adalah dengan menggunakan ember untuk tiap satu kolam dengan berat pakan senilai 1,5 kg setara dengan 1% untuk kolam jantan dan 0,5% untuk kolam betina. Pakan diberikan dengan cara menyebarkan pakan kedalam kolam dengan mengggunakan tangan hingga pakan di ember habis. Pemberian pakan dilakukan satu kali dalam sehari dengan dosis atau jumlah pemberian pelet 1,5 kg. Pemberian pakan pada induk ikan berbeda dengan pemberian pakan pada benih, karena pada benih lebih membutuhkan frekuensi yang lebih intens dengan pakan yang berbeda dengan induk karena pada benih, hal tersebut karena pada benih lebih banyak membutuhkan energi untuk pemeliharaan, perkembangan, dan penyempurnaan organ-organnya, selain itu karena lambungnya lebih kecil sehingga frekuensi pemberian pakannya lebih sering.

Pakan didalam usaha budidaya merupakan unsur yang sangat penting karena pakan dapat mempengaruhi aktifitas dan pertumbuhan ikan sehingga pakan yang di berikan harus memenuhi standart nutrisi dan memiliki komposisi zat gizi yang lengkap meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein pada pakan merupakan salah satu nutrien makro yang dibutuhkan oleh induk, hal ini karena protein dapat membantu didalam proses  reproduksi. Protein pada pakan dibutuhkan konsentrasi yang tinggi, hal ini berguna karena akan memberikan hasil yang maksimal pada pembentukan vitelogenin yang berperan dalam proses reproduksi. Lemak, vitamin dan mineral termasuk nutrisi pendukung yang dibutuhkan oleh induk karena dapat mempengaruhi vitelogenesis yang mana hal tersebut berperan penting dalam proses reproduksi. Karbohidrat pada pakan memiliki peran sebagai sumber energi yang mana sumber energi yang paling cepat dan paling mudah dalam penyediaannya adalah dari karbohidrat. Karbohidrat yang cukup pada pakan dapat mencegah penggunaan protein sebagai sumer energi, yang mana apabilakarbohidrat dalam pakan maka akan mengmbil sumber energi dari protein dan menyebabkan protein tidak dapat memaksimalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. (Arief dkk, 2009). Nutrisi pakan yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan ikan agar nutrsi tersebut dapat memaksimalkan fungsi dan kegunaannya. (*)

Penulis: Luthfiana Aprilianita Sari

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012030

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp