Tingkatkan Kualitas Nutrisi Bekatul Padi dengan Kombinasi Pediococcus Pentosaceus dan Moringa Oleifera

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Probiotik merupakan mikroba hidup, non patogen serta apabila dikonsumsi oleh manusia atau ternak akan memberikan efek positif dengan memperbaiki keseimbangan mikroba di dalam pencernaan. Beberapa jenis probiotik yang  dapat digunakan untuk ternak antara lain Lactobacillus casei WB 315, Bifidobacterium sp, L. acidophilus, dan Lactobacillus casei, Pediococcus acidilactici, Lactobacillus salivarius dan Pediococcus pentosaceus. Probiotik dapat digunakan secara tunggal atau campuran,  serta dapat diberikan melalui air minum atau melalui pakan. 

Prebiotik merupakan sumber bahan makanan yang dapat digunakan oleh probiotik. Daun kelor mengandung sumber protein yaitu polifenol yang dikaitkan dengan aktivitas antioksidan dan aktivitas anti-inflamasi. Daun kelor juga mengandung serat makanan (total soluble dan insoluble fiber, oligosakarida dan resistant starch).  Kandungan polisakarida dalam Moringa oleifera adalah 75,11% dan memiliki berat molekul 304.700 g / mol. Polisakarida dapat mempengaruhi peningkatan komposisi mikroba pada saluran intestine hewan coba, dapat menghasilkan asam lemak rantai pendek dan asam laktat. Hal ini menunjukkan bahwa Moringa oleifera dapat digunakan sebagai kandidat prebiotik. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ekstrak Moringa oleifera terhadap pertumbuhan Pediococcus pentosaceus dalam meningkatkan kandungan nutrisi dedak terfermentasi. 

Dedak padi merupakan hasil samping pertanian yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak. Kekurangan penggunaan dedak padi adalah kandungan nutrisi serat kasar yang tinggi dan kandungan protein yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi dedak padi dengan menggunakan Pediococcus pentosaceus (P.pentosaceus) yang diinkubasi dengan ekstrak Moringa oleifera (MOE) dalam fermentasi dedak padi. Perlakuan dibagi menjadi 7 perlakuan dan 3 ulangan, sebagai berikut: P0: kontrol; P1: 1% P.pentosaceus); P2: (1% P.pentosaceus + 1% MOE); P3: (1% P.pentosaceus + 2% MOE); P4: (2% P.pentosaceus; P5: (2% P.pentosaceus + 1% MOE); P6: (2% P.pentosaceus + 2% MOE). Metode: MOE ditambahkan ke probiotik sesuai dosis perlakuan, kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam.  Selanjutnya digunakan untuk memfermentasi dedak padi selama 5 hari dalam kondisi anaerob. 

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (p <0,05) antara perlakuan dan kontrol terhadap kandungan protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan metabolizable energy (ME). Penggunaan kombinasi probiotik dan ekstrak daun kelor pada perlakuan menunjukkan peningkatan protein kasar sebesar 16,76%, penurunan serat kasar sebesar 23,35, penurunan lemak kasar sebesar 19,86%, BETN 9,47 % dan peningkatan ME dari 3057,41 menjadi 3153,08 kkal / kg. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan P.pentosaceus yang diinkubasi dengan ekstrak M. oleifera dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas nutrisi  bekatul padi.

Penulis: Widya Paramita Lokapirnasari

Detail tulisan ini dapat dilihat di:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/718/1/012036

W P Lokapirnasari, L Maslachah, A M Sahidu and A B Yulianto. 2020. The potency of  Pediococcus pentosaceus incubated with Moringa oleifera in fermentation process to increase nutrient content of rice bran. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp