Potensi Formalin dalam Melemahkan Penyakit Eimeria pada Ayam

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi penyakit pada ayam. (Sumber: Halodoc)

Terdapat beberapa ancaman yang dapat menghambat keberlangsungan sektor perunggasan, salah satunya adalah penyakit perunggasan. Unggas dapat menderita beberapa penyakit akibat protozoa parasit yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Salah satu penyakit tersebut adalah koksidiosis yang disebabkan oleh jenis protozoa dan genus Eimeria. Eimeria tenella (E. tenella) merupakan salah satu spesies Eimeria penyebab koksidiosis berbentuk montok pada ayam. Penyakit ini sering menyerang ayam yang berumur sekitar tiga minggu. Parasit hidup di epitel sekum dan mengalami perbanyakan di epitel. Akibatnya menyebabkan penurunan berat badan, pertumbuhan terhambat, nafsu makan menurun, sisir pucat dan pucat, bulu kusut, diare, produksi daging berkurang, diare berdarah, bahkan kematian. Koksidiosis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai, yang terjadi pada masa perkembangbiakan ayam.

Berbagai upaya pengendalian koksidiosis telah dilakukan, meskipun tidak sepenuhnya berhasil. Menjaga sanitasi bersih diketahui dapat memutus siklus hidup Eimeria. Metode ini, bagaimanapun, tidak dapat sepenuhnya mencegah koksidiosis. Penggunaan coccidiostat dalam waktu lama telah menimbulkan masalah. Efek samping coccidiostat termasuk resistensi terhadap coccidiostat, bahkan keracunan. Penambahan coccidiostat pada pakan ayam dalam jangka panjang dapat menimbulkan residu pada daging dan telur yang mengancam konsumen. Vaksinasi merupakan alternatif yang efektif dan aman untuk mengendalikan koksidiosis. Vaksin diproduksi melalui inaktivasi dan atenuasi. Atenuasi patogenisitas berarti mengurangi kemampuan suatu organisme menyebabkan penyakit pada organisme yang terinfeksi. Jika bahan kimia digunakan untuk pelemahan, bahan itu harus menghasilkan perubahan yang sangat kecil untuk merangsang kekebalan pelindung di antigen.

Salah satu senyawa yang digunakan untuk atenuasi adalah formaldehida. Formaldehida bereaksi dengan gugus amino dan amida dalam protein, dan dengan amino terikat pada zat non-air dengan bahan esensial asam nukleat purin dan pirimidin. Bahan kimia membentuk ikatan silang, dan dengan demikian memberikan kekakuan struktural dalam organisme. Kekakuan struktural organisme ini dapat mengurangi patogenisitas organisme. Meskipun organisme itu hidup, ia tidak dapat menyebabkan penyakit apa pun. Selain itu, sangat efektif untuk membentuk antibodi. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi formalin dalam atenuasi patogenesis E. tenella dalam hal produksi ookista.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap. Sebanyak 25 ekor ayam broiler diaplikasikan dan fesesnya diuji untuk melihat produksi ookista dan gejala klinisnya. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji statistik ANOVA. Kelompok perlakuan menunjukkan gejala klinis infeksi E. tenella. Jumlah ookista pada kelompok perlakuan I berfluktuasi dari jumlah yang paling rendah yaitu nol pada hari ke lima kemudian meningkat pada hari ke enam, ketujuh, dan kedelapan dan mencapai puncak dengan jumlah paling signifikan yaitu 4.050.460 ookista pada hari kesembilan. Kelompok perlakuan II dengan kondisi yang sama mencapai puncaknya dengan jumlah terbanyak pada hari kesembilan yaitu 1.363.160 ekor. Kelompok perlakuan III mencapai puncak dengan jumlah paling signifikan 618.960 ookista pada hari kesembilan. Sedangkan kelompok perlakuan IV mencapai puncak dengan jumlah terbanyak 719.480 ookista pada hari kesembilan. Sedangkan kelompok perlakuan V mencapai jumlah terbanyak yaitu 284.200 ekor pada hari kesembilan. Perbedaan konsentrasi formalin mempengaruhi jumlah produksi oocyst E. tenella pada ayam broiler. Perendaman formalin dengan konsentrasi 1,2% merupakan konsentrasi yang paling optimal untuk melemahkan E. tenella.

Penulis: Epy Muhammad Luqman

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini

https://jwpr.science-line.com/attachments/article/57/JWPR%2011(1)%20110-115,%202021.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp