UNAIR NEWS — Waktu berbuka puasa seringkali disalahartikan bagi sebagian besar umat Islam sebagai ‘balas dendam’ karena sudah menahan lapar dan haus sepanjang hari. Padahal menurut Arif Pandhu S.Tr. Kes., alumni Fakultas Vokasi Pengobat Tradisional Universitas Airlangga, berbuka puasa harus dilakukan dengan penuh rasa syukur dan kehati-hatian.
Penjelasan lebih lanjut beliau sampaikan dalam acara Battra Virtual Ramadhan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pengobat Tradisional (HIMA BATTRA) Minggu, 25 April 2021. Pada kesempatan tersebut, Pandhu menjelaskan bahwa ketika berbuka sebaiknya menghindari makanan dingin, terlalu asam, terlalu asin, dan terlalu pedas.
“Tubuh yang berpuasa itu api pencernannya meredup, seperti bayi sehingga kita tidak boleh gegabah dalam memakan sesuatu (saat berbuka).” ujar Pandhu.
Pandhu menyarankan untuk berbuka dengan makanan atau minuman yang bersifat hangat dan memiliki sifat manis alami. Salah satu contohnya adalah herb tea (teh herbal).
Berbicara mengenai herbal, Pandhu juga memberikan beberapa resep masakan dan minuman yang mengandung herbal dan baik dikonsumsi untuk berbuka. Pertama, pasayam makanan khas India yang terbuat dari kacang hijau, biji jali, kayu manis, cengkeh, adas, kapulaga, gula, santan, dan pandan. Kedua, wedang sereh yang terbuat dari sereh, kayu manis, cengkeh, gula, madu. Ketiga, golden milk (turmeric latte) yang terbuat dari susu nabati 300 mL, ½ bubuk kunyit atau temulawak, seujung sendok teh kayu manis, sejimpit merica, dan gula aren atau madu sebagai pemanis.Keempat, masala chai yaitu campuran rempah-rempah bubuk yang bisa ditambahkan dalam minuman seperti susu hangat, coklat hangat, atau air jeruk hangat.
Terakhir, Pandhu menyampaikan tidak semua orang cocok mengonsumsi herbal dalam keadaan perut kosong. Oleh karena itu kenali apa yang paling sesuai dengan tubuh kita.
Penulis: Rayya Afifah Ikhsani
Editor: Khefti Al Mawalia