Dokter Spesialis UNAIR : Deteksi Hipospadia Lebih Awal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
(Foto: Doc. Pribadi)

UNAIR NEWS – Mantan pemain timnas voli putri, Aprillia Manganang, telah diresmikan menjadi laki-laki secara medis. Serda kelahiran Sulawesi Utara tersebut diketahui memiliki kelainan Hipospadia.

Hal tersebut memicu banyak tanggapan dari warganet. Tak ketinggalan, spesialis bidang Urologi dari Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Johan Renaldo, Sp.U. juga berpendapat mengenai hal ini.

“Hipospadia adalah kelainan kongenital di kemaluan, tepatnya di eksternal genitalia. Akibat dari kelainan ini, lubang kencing yang normalnya berada di ujung penis, malah berada di bagian bawah,” tuturnya.

Meski memiliki kelainan secara fisik, Hipospadia tidak menyebabkan adanya kelainan pada sistem urinarius. ”Dari sistem urinarius semua normal, yang jadi permasalahan hanya bentuk dari penis dan juga letak dari muara uretra,” imbuhnya.

Sambungnya, kelainan tersebut memang kerap terjadi di Indonesia. Dokter yang kini menjadi Kepala Instalasi Invasif Urogenital (IIU) RSUD Dr.Soetomo Surabaya tersebut juga menyebutkan bahwa Hipospadia merupakan kelainan urologi kongenital kedua terbanyak pada pasien anak-anak.
Lebih lanjut, dr. Johan juga menyebutkan bahwa kelainan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

“Penyebabnya bisa karena adanya kesalahan genetik yang menyebabkan gangguan perkembangan saat kehamilan, gangguan produksi endokrin atau kegagalan reseptor untuk menerima hormon testosteron yang ada,” jelasnya.

Dari sudut pandang Andrologi, dokter spesialis bidang Andrologi Universitas Airlangga(UNAIR), dr. Agustinus, Sp.And turut menyampaikan adanya dampak dari kelainan tersebut.

“Untuk kualitas semen atau air maninya, pasien Hipospadia berat memiliki konsentrasi dan persentase gerak aktif spermatozoa yang lebih rendah ketimbang pasien Hipospadia ringan dan laki-laki yang normal,” terangnya.

Dokter yang menjabat sebagai pengajar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis 1 Andrologi tersebut juga menjelaskan adanya penelitian yang menunjukkan kemungkinan menghamili yang lebih rendah pada pasien Hipospadia.

Untuk menghindari adanya kejadian salah deteksi jenis kelamin pada kasus Hipospadia, dr. Agustinus menyarankan tindakan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Jika memang ada keraguan mengenai jenis kelamin sebaiknya dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mumpuni, agar diketahui secara tepat, sehingga penanganannya bisa lebih cepat,” imbuhnya.(*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp