UNAIR NEWS – Social engineering menjadi salah satu strategi memanipulasi orang untuk memberikan informasi rahasia di media sosial. Padahal, tanpa disadari pengguna, data pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sepihak yang tidak bertanggungjawab. Akibatnya, banyak para pengguna media sosial menjadi korban, hingga menimbulkan kerugian baik materil maupun moril.
Menanggapi hal itu, dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga Badrus Zaman, S. Kom., M.Cs., menuturkan bahwa secara umum dalam penggunaan sistem seperti media media, aspek keamanan berbanding terbalik dengan kenyamanan. Sehingga pengguna harus lebih sadar terhadap konsekuensi atau risiko yang muncul dari kenyamanan dalam bersosial media.
Badrus sapaan karibnya, memberikan sejumlah tips kepada para pengguna media sosial. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadinya penyalahgunaan atau pencurian data antara lain jangan mudah percaya informasi yang diterima dan seminimal mungkin memberikan informasi pribadi.
Jika ada informasi berupa tautan yang masuk melalui e-mail atau SMS, maka sebaiknya dilihat terlebih dahulu informasi tersebut dapat dipercaya atau tidak. Jika dirasa meragukan maka abaikan saja dengan tidak meng-klik atau menelusuri tautan lebih lanjut. Karena bisa jadi, di balik tautan tersebut, ada program yang bisa jadi merugikan pengguna media sosial.
“Saran saya sih, enggak usah kalau informasi di link-nya nggak jelas atau meragukan, enggak usah diklik dan meminimalisir membagi informasi-informasi yang sifatnya privasi. Misalnya informasi rumah, nomor telepon, bisa saja nanti kita dihubungi dan lain-lain,” ujar Badrus pada Jumat (23/04/21).
Badrus menekankan bahwa untuk pencegahan terjadinya akuisisi pengguna, maka sebaiknya informasi pribadi yang diberikan ke media sosial diberikan seminimal mungkin. Dengan informasi yang minim, setidaknya dapat mengurangi ruang gerak oknum yang berniat mencuri.
Badrus juga menyarankan, dalam bermedia sosial, usahakan untuk menumbuhkan karakteristik atau ciri khas pengguna. Hal tersebut dapat menjadi pencegahan bagi orang terdekat yang akan menjadi korban untuk tidak terkecoh apa bila suatu ketika ada orang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan akun media sosial kita.
“Nah, kalau penipuan pinjaman uang, sebaiknya melakukan double cross check dengan yang bersangkutan. Pahami karakteristik akun tersebut. Misal biasanya tidak pernah pinjam uang, tiba-tiba pinjam uang,” tutur dosen Sistem Informasi tersebut.
Badrus juga memberikan tips lain kepada pengguna media sosial. Misalnya, hindari untuk menggunakan fitur remember username dan password pada browser. Kemudian, gunakan dua nomor telepon pada dua handphone yang berbeda, dimana nomor satu digunakan untuk umum dan nomor yang lain untuk keluarga.
“Untuk cross check gitu, Jadi prinsipnya, kalau ada e-mail atau informasi apapun yang tidak dikenal atau meragukan diabaikan saja,” pungkasnya. (*)
Penulis : Asthesia Dhea Cantika
Editor : Binti Q. Masruroh