Dewan Komisioner OJK, Literasi Keuangan Milenial Rendah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tirta Segara, SE., MBA saat memaparkan materi “Sehat Keuangan di Masa Pandemi” pada Seminar Online Indonesia Millennials Financial Summit 2021 (25/3/2021). (Foto : Istimewa)

UNAIR NEWS – Hasil Survey Standard Chartered 2020 menyebutkan bahwa generasi milenial berusia 25-44 tahun menjadi generasi yang paling terkena dampak pandemi di sisi finansial. Menanggapi hal tersebut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) berkolaborasi dengan OJK dan PT Pegadaian (Persero) menyelenggarakan Seminar Online Indonesia Millennials Financial Summit 2021.

Bertempat di virtual Zoom Meeting, acara seminar tersebut berjalan dengan lancar pada Kamis (25/3/ 2021). Tirta Segara, SE., MBA selaku anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen hadir menjadi pembicara utama pada Indonesia Millennials Financial Summit 2021.

Dekan FEB UNAIR Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak., CMA., CA. menuturkan Indonesia Millennials Financial Summit merupakan seminar kolaborasi antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Pegadaian (Persero). Tujuannya adalah untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan terutama pada segmen pemuda, pelajar dan mahasiswa.

“Inklusi dan literasi keuangan ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk menggencarkan berbagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di sektor keuangan,” terang Dekan dari fakultas terbaik ketiga di Indonesia dan peringkat 401-450 dunia versi QS WUR.

Tirta Segara, SE., MBA selaku Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen membawakan materi bertajuk “Sehat Keuangan di Masa Pandemi”. Menurutnya, OJK berperan sebagai regulator di sektor jasa keuangan.

“Lahirnya OJK menjadi era baru dalam regulasi dan pengawasan sektor jasa keuangan. Peran pengawasan di sektor jasa keuangan yang sebelumnya dilakukan oleh BI dan Kemenkeu, sejak saat itu menjadi kewenangan OJK,” jelasnya.

Lebih lanjut Tirta Segara membagikan tips pengelolaan keuangan bagi generasi muda. Pertama, pahami terlebih dahulu kondisi keuangan. Kemudian, generasi muda harus memahami perbedaan kebutuhan dan keinginan serta membudayakan menabung sebelum berbelanja.

“Bijaklah dalam berutang, persiapkan dana darurat, serta pastikan legalitas,” jelasnya.
Menurut Tirta, program literasi dan edukasi keuangan menjadi semakin penting dan krusial dimasa pandemi, terutama bagi Gen Z dan Generasi Milenial. Setidaknya ada empat alasan pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda.

“Pertama, generasi muda berperan sebagai critical economic players. Pada tahun 2020, satu dari dua Penduduk Indonesia adalah generasi muda dengan jumlah 145,4 juta jiwa,” paparnya.

Kedua, tingkat literasi keuangan dikalangan generasi muda masih rendah. Berdasarkan survei nasional pada tahun 2019, menunjukkan bahwa literasi keuangan penduduk 15-17 tahun adalah sebesar 16 persen.
Kemudian, generasi muda juga lebih rentan secara finansial. Generasi muda kebanyakan menghabiskan uang untuk kesenangan dibandingkan untuk menabung dan atau berinvestasi untuk menambah aset.

“Yang terakhir, secara statistik, generasi muda lebih mudah terperdaya ajakan influencer. Dalam berinvestasi, generasi muda harus memperhatikan 2L, yaitu Legal dan Logis,” ungkapnya. (*)

Penulis: Sandi Prabowo

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp